Dalam pertemuan ke-3 FMCBG, menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 membahas tujuh agenda prioritas, yaitu situasi dan risiko perekonomian global, kesehatan global, arsitektur keuangan internasional, isu-isu sektor keuangan, keuangan yang berkelanjutan, infrastruktur, dan perpajakan internasional.
Dalam pembahasan mengenai situasi dan risiko perekonomian dunia, menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 turut membahas dampak agresi Rusia di Ukraina, terutama terhadap ancaman krisis energi, krisis pangan, dan krisis keuangan.
Sri Mulyani menyampaikan Indonesia selaku pemimpin pertemuan menyadari situasi sensitif itu, mengingat dua negara kuat, yaitu Rusia dan Amerika Serikat, yang merupakan pendukung Ukraina, berada di posisi yang berseberangan.
Baca juga: Indonesia sisipkan isu "food insecurity" pada FMCBG FCBD ke-3
Walaupun demikian, Indonesia dan anggota lainnya harus menempatkan G20 sebagai forum kerja sama ekonomi terbesar dunia yang punya sejarah panjang menyelesaikan berbagai persoalan global.
“Seluruh anggota G20 juga sepakat meneruskan dan mempertahankan kerja sama yang ada dengan semangat multilateralisme,” kata dia.
Oleh karena itu, Menkeu RI menegaskan pertemuan selama dua hari itu diarahkan untuk tidak berlarut-larut pada ketegangan di Ukraina, tetapi fokus membahas tujuh agenda prioritas yang disusun oleh Indonesia.
Beberapa isu yang berujung pada hasil konkret, di antaranya dukungan mayoritas anggota terhadap Fasilitas Dana Perantara (financial intermediary facility/FIF) untuk merespons situasi pandemi pada masa mendatang, dan dukungan seluruh anggota mengenai pentingnya membentuk skema pendanaan yang memperkuat investasi di bidang infrastruktur.
Baca juga: Sasando diperkenalkan dalam Sherpa G20 di Labuan Bajo
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sri Mulyani: Mayoritas hasil FMCBG ke-3 disepakati anggota G20