Jakarta (ANTARA) - Kantor Staf Presiden (KSP) menyatakan keberhasilan Indonesia menjaga daya tahan ekonomi selama pandemi COVID-19 dan di tengah ketidakpastian global karena keseimbangan kebijakan “gas dan rem” Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Tenaga Ahli KSP Edy Priyono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, Presiden Jokowi konsisten menjaga keseimbangan antara penanganan kesehatan dan ekonomi masyarakat. Keseimbangan kebijakan antara kesehatan dan ekonomi itulah yang dimaksud dengan pendekatan “gas dan rem”.
Meskipun dihujani kritik dari berbagai pihak di awal penerapan, strategi tersebut menurut Edy, berhasil membawa ekonomi Indonesia pulih dan terus bertumbuh. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 5,01 persen (year on year).
“Sekarang terbukti bahwa strategi ‘gas dan rem’ Presiden Jokowi hasilnya sangat baik. Tidak hanya pada penanganan pandemi tapi juga pemulihan ekonominya,” kata Edy.
Ketahanan ekonomi Indonesia tersebut, menurut Edy, telah teruji dan diakui dunia.
Ia mengatakan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva saat bertemu Presiden Joko Widodo pada Minggu (17/7) menyebut Indonesia dalam situasi yang lebih baik, yang terlihat dari berbagai indikator ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar mata uang, neraca pembayaran, kinerja fiskal, dan moneter.
Baca juga: Indonesia sisipkan isu "food insecurity" pada FMCBG FCBD ke-3