Kudus, (AntaraKL) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, bertekad mengembangkan dua objek wisata yang bernuansa pendidikan di daerah setempat menyusul minat wisatawan mengunjungi tempat tersebut yang semakin bertambah.
"Kedua objek wisata yang kami prioritaskan untuk dikembangkan tersebut, yakni Museum Kretek dan Museum Patiayam," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kudus Yuli Kasiyanto di Kudus, Selasa.
Untuk Museum Kretek, kata dia, perlu ada pembenahan untuk koleksi di dalam museum karena selama ini koleksinya belum pernah disesuaikan dengan kondisi terbaru.
Padahal, kata dia, perkembangan industri rokok di Kabupaten Kudus sudah cukup maju, sehingga perlu ada koleksi tambahan yang lebih kekinian untuk memberikan gambaran sejarah rokok era dulu dengan sekarang.
Koleksi yang tersedia di Museum Kretek saat ini, kata dia, merupakan koleksi era dahulu ketika produksi rokok masih dilakukan dengan cara-cara tradisional.
"Pengunjung yang datang tentu akan bertanya-tanya, perbandingannya dengan model yang terbaru seperti apa," ujarnya.
Untuk itu, kata dia, rencana pengembangan Museum Kretek sedang dikoordinasikan dengan Bappeda Kudus untuk dirancang upaya pengembangan yang bisa dilakukan dengan menyesuaikan kemampuan anggaran daerah.
Kalaupun kesulitan menampilkan koleksi yang bisa menceritakan perkembangan rokok era sekarang, kata dia, tentunya bisa dimunculkan lewat visualisasi seperti halnya perpustakaan digital.
Objek wisata lain yang menjadi perhatian untuk dikembangkan, yakni Museum Patiayam yang mulai dilirik wisatawan dari berbagai daerah, khususnya para pelajar.
Sebetulnya, kata dia, objek wisata bersejarah tersebut bisa dikembangkan lagi karena sebelumnya pemerintah pusat siap menggelontorkan dana belasan miliar rupiah.
Akan tetapi, kata dia, bantuan tersebut batal diterima karena terkendala persyaratan kepemilikan lahan yang hingga kini berstatus sewa dari Pemerintah Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kudus.
"Jika lahan bisa dimiliki pemkab, tentunya lebih mudah mencari bantuan dari pusat," ujarnya.
Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut, kata dia, selalu menyampaikan bahwa kondisi museum terlalu kecil dan belum mampu menampung semua koleksi yang ada.
Rencananya, kata dia, objek wisata tersebut akan dilengkapi wahana permainan maupun fasilitas lain untuk membuat pengunjung betah berlama-lama di tempat tersebut.
Adapun koleksi fosil yang ditemukan di Situs Patiayam mencapai 1.500 lebih fosil yang mayoritas merupakan hasil temuan warga.
Adapun koleksi fosil yang berhasil ditemukan di kawasan Situs Patiayam, yakni Stegodon Trigonochepalus (gajah purba), Elephas Sp (juga sejenis gajah purba), Ceruss Zwaani dan Cervus Lydekkeri Martin (sejenis rusa), dan Rhinoceros Sondaicus (badak).
Selain itu, ditemukan fosil Brachygnatus Dubois (babi), Felis Sp (macan), Bos Bubalus Palaeokarabau (sejenis kerbau), dan Bos Banteng alaeosondaicus, serta Crocodilus sp (buaya) serta kapak genggam atau "chopper".
Situs Patiayam merupakan bagian dari Gunung Muria dengan luas mencapai 2.902,2 hektare yang meliputi wilayah Kudus dan beberapa kecamatan di Kabupaten Pati.
Situs Patiayam merupakan situs istimewa, karena fosil-fosil kehidupan purba ditemukan di daerah tersebut sehingga menjadi salah satu situs purba yang menarik selain Situs Sangiran.