Bogor (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyampaikan manfaat nyata (concrete deliverable) yang dihasilkan dalam Presidensi G20 Indonesia di antaranya adalah memobilisasi kerja sama dan pendanaan di tingkat global.
"Faktor utama yang perlu kita lihat adalah manfaat nyata nya. Itu tadi yang concrete deliverable, bisa menggalang mobilisasi dana dan juga mobilisasi kerja sama untuk dunia," ujar Febrio dalam kegiatan temu media di Swiss- Belinn Hotel, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Dia mengatakan, mobilisasi kerja sama dan pendanaan akan terjadi pada isu, terutama yang menyangkut kesehatan, transisi energi, ekonomi digital hingga food insecurity.
Adapun, isu- isu tersebut merupakan isu prioritas dalam Presidensi G20 Indonesia yang meliputi, arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital dan ekonomi.
Dalam kesempatan ini, dia menyampaikan negara- negara anggota G20 mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam Presidensi G20, dimana pelaksanaannya di tengah adanya ketidakpastian perekonomian di tingkat global, pasca pandemi COVID-19 dan konflik geopolitik.
Dia menyampaikan capaian Presidensi G20 Indonesia ini merupakan kebanggaan bagi seluruh bangsa Indonesia.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Presidensi G20 Indonesia diarahkan untuk menghasilkan manfaat yang nyata (concrete deliverable).
Dari sisi substansi, forum ini diarahkan untuk memberikan manfaat yang nyata melalui proyek, program, atau inisiatif, yang diharapkan menjadi lead examples pembangunan yang berkelanjutan bagi negara lain, yang nantinya dituangkan dalam Leaders’ Declaration pada bagian Annex atau lampiran dan diharapkan mampu menjadi legasi Indonesia bagi G20.
Lalu, dari sisi fisik, forum ini diarahkan untuk memberikan efek berantai terhadap sektor transportasi, akomodasi, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) .
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presidensi G20 Indonesia mobilisasi kerja sama dan pendanaan global