Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat pada 2023 di kisaran 4,5-5,3 persen, dengan memperhatikan perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 yang meningkat dibanding pada 2021.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa, mengatakan pertumbuhan ekonomi pada 2023 didorong oleh peningkatan permintaan domestik baik konsumsi rumah tangga maupun investasi.
Prakiraan tersebut sejalan dengan naiknya mobilitas masyarakat pascapenghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), membaiknya prospek bisnis, meningkatnya aliran masuk penanaman modal asing (PMA), serta berlanjutnya penyelesaian proyek strategis nasional (PSN).
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pada triwulan IV 2022, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat tetap tinggi yakni 5,01 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy), di tengah pertumbuhan ekonomi global yang dalam tren melambat.
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan tahun 2022 tercatat 5,31 persen (yoy), jauh meningkat dari capaian tahun sebelumnya sebesar 3,70 persen (yoy).
Pertumbuhan ekonomi yang kuat didukung oleh hampir seluruh komponen Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran. Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,48 persen (yoy) sejalan meningkatnya mobilitas masyarakat, termasuk aktivitas perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru, serta berlanjutnya penyaluran bantuan sosial.
Baca juga: Menparekraf ajak negara ASEAN perkuat kolaborasi bangkitkan ekonomi