Bupati Sambas bahas kerja sama ekonomi Indonesia dan Malaysia di Kuching

id bca, sambas, kalbar

Bupati Sambas bahas kerja sama ekonomi Indonesia dan Malaysia di Kuching

Bupati Sambas, Satono mengikuti pembahasan kerjasama Malindo di Kuching, Malaysia (ANTARA/Imbran)

Pontianak (ANTARA) - Bupati Sambas, Kalimantan Barat, Satono menjadi delegasi mengikuti pembahasan kerja sama Malaysia dan Indonesia (Malindo) di persidangan ke-8 Review Border Crossing Agreement (BCA) RI-Malaysia di Kuching, Sarawak, Malaysia.

"Alhamdulillah hari ini saya menghadiri kegiatan BCA membahas perjanjian kerja sama Malindo yang dihadiri perwakilan Kemenlu, Kemendagri, BNPP, BPPD dan provinsi perbatasan. Pertemuan tersebut membahas kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Malaysia. Selain itu, kerja sama tersebut memang sudah terjalin lama antara Kabupaten Sambas dan Malaysia," ujarnya saat dihubungi di Kuching, Selasa.

Satono menjelaskan bahwa kerja sama yang baik antara Indonesia dan Malaysia dapat memberikan dampak positif bagi sektor ekonomi di Kabupaten Sambas, terutama pada tiga potensi yang menjadi unggulan Kabupaten Sambas, yaitu pertanian, perikanan, dan pariwisata.

"Sebenarnya hubungan antara Indonesia Malaysia terutama Sambas itu sudah lama terjalin, karena satu rumpun Melayu. Tentu melalui BCA ini, kita harapkan bisa membawa dampak positif terutama ekonomi masyarakat perbatasan," katanya.

Satono mengatakan, kerja sama antara Indonesia dan Malaysia khususnya Sambas bisa menjadi andalan untuk mendongkrak potensi ekonomi masyarakat. Dia pun menjelaskan ada potensi yang berpeluang maju dengan matangnya kerjasama Indonesia dan Malaysia.

"Sering saya sampaikan di mana-mana bahwa Sambas punya tiga potensi yang luar biasa dan belum tergali maksimal. Pertama potensi pertanian, lebih dari 70 persen masyarakat Sambas adalah petani, dan kita adalah lumbung pangan Kalbar," katanya.

Kedua, sambung Satono, Sambas punya potensi perikanan yang luar biasa, panjang pantai dari ujung Selakau sampai Temajuk itu ada lebih dari 158 kilometer.

"Sehingga potensi laut dan potensi perikanan itu sangat luar biasa, dan belum tergali maksimal. Inilah upaya-upaya kita agar masyarakat bisa sejahtera, memanfaatkan sumber daya alam yang ada," katanya.

Terakhir yakni potensi wisata, di antaranya Pantai Temajuk adalah objek wisata yang sangat indah, disebut Surga di Ekor Borneo. Namun menurut dia, potensi itu belum terjamah maksimal oleh pemerintah pusat.

"Kalau kita poles, kita tata dengan baik, Temajuk itu jauh lebih indah dari pantai di Bali. Karena itu mudah-mudahan dengan adanya pertemuan ini, rakyat Sambas bisa meraih keuntungan di sektor ekonomi, dan mampu memacu geliat ekonomi kerakyatan pascapandemi COVID-19," kata dia.

Karena itu kata Satono, adanya pintu keluar dan masuk akan memudahkan masyarakat antar kedua negara untuk melakukan perdagangan internasional secara legal, beragam produk lokal Kabupaten Sambas menjadi mudah untuk dijual ke Malaysia, keluar masuk orang secara legal juga akan mendongkrak pariwisata Kabupaten Sambas, yang pada akhirnya akan berdampak pada geliat ekonomi usai dihantam pandemi

“Pemerintah daerah selalu berupaya untuk mendorong pengembangan perbatasan, mudah-mudahan melalui pertemuan ini ke depan Indonesia, khususnya rakyat Sambas bisa meraih keuntungan terutama di sektor ekonomi dan pariwisata, untuk meningkatkan geliat ekonomi kerakyatan pasca COVID-19,” kata dia.


Baca juga: Dana kemanusiaan Malaysia untuk korban gempa di Turki dan Suriah capai Rp69 miliar
Baca juga: Malaysia akan pangkas subsidi golongan kaya untuk tekan utang negara
Baca juga: Polda Kepri tangkap calo pekerja migran ilegal asal Malaysia