Perlu bijak menikmati "fusion food" agar tetap sehat

id fusion food,gastronomi Oleh Adimas Raditya Fahky P

Perlu bijak menikmati "fusion food" agar tetap sehat

Ilustrasi fusion food. (Pexels)

Kita perlu mengedukasi masyarakat lebih baik lagi di area nutrisi. Dengan berbagai kemajuan teknologi pangan, ilmu gastronomi, perlu adanya ilmu yang cukup pada masyarakat ...

"Oleh karena itu, harus diperhitungkan dengan baik saat memesan makanan saat berkuliner," katanya.

Ia mengatakan, jenis makanan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya status nutrisi penduduk Indonesia yang sering dijumpai yaitu masalah status nutrisi kurus dan berat badan lebih (obesitas).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar yang dirilis Kementerian Kesehatan pada tahun 2019, jumlah penduduk Indonesia dengan status nutrisi kurang mencapai 9,3 persen dan obesitas mencapai 46,4 persen.

Oleh karena itu, yang tidak kalah penting dalam menikmati berbagai hidangan fusion food adalah pengetahuan mengenai nutrisi termasuk pemilihan jenis makanan dan jumlah yang dikonsumsi.

Luciana setuju bahwa kuliner tradisional selaras dengan upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Kuliner tradisional tentu didukung oleh ketersediaan bahan makanan di daerah tersebut dan sesuai dengan kebiasaan masyarakat.

"Penyajian maupun kreasi makanan berdasarkan kearifan lokal dapat membantu upaya meningkatkan kesehatan masyarakat karena lebih sesuai dengan budaya dan lingkungan masyarakat terutama di daerah tersebut," ujarnya.

Senada dengan hal tersebut, dokter dan ahli gizi masyarakat, DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum mengimbau masyakarat agar selektif dalam mengonsumsi fusion food, terutama soal kandungan nutrisi dalam makanan itu.

"Biasakan memilih masakan yang diolah tradisional tanpa produk kemasan seperti saos, aneka kecap, dan lainnya. Bumbu dapur dan rempah sudah cukup," kata Tan, yang mendapatkan gelar Doktor Ahli Gizi Komunitas dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Pemilihan bahan persiapan, produksi dan penyajian fusion food perlu mempertimbangkan nutrisi, misalnya makanan yang menggunakan bahan makanan ultra proses tentu memiliki kandungan nutrisi berbeda dibandingkan dengan yang menggunakan bahan alami.

"Makan ubi kukus atau singkong rebus dicocol sambal ikan roa masih lebih logis ketimbang brownies ubi ungu bersalut krim keju olahan," kata Tan.