Perlu bijak menikmati "fusion food" agar tetap sehat

id fusion food,gastronomi Oleh Adimas Raditya Fahky P

Perlu bijak menikmati "fusion food" agar tetap sehat

Ilustrasi fusion food. (Pexels)

Kita perlu mengedukasi masyarakat lebih baik lagi di area nutrisi. Dengan berbagai kemajuan teknologi pangan, ilmu gastronomi, perlu adanya ilmu yang cukup pada masyarakat ...
Jakarta (ANTARA) - Dunia kuliner seakan tidak akan pernah habis untuk dibahas. Hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk yang terus bertambah sehingga kebutuhan pangan juga semakin meningkat.

Seiring dengan perkembangan teknologi, masyarakat pun disuguhi berbagai macam jenis makanan yang terus berkembang sesuai zaman.

Salah satu tren dalam dunia kuliner saat ini adalah "fusion food", yakni konsep penggabungan bahan atau cara masak dengan lebih dari satu budaya.

Tren fusion food sangat digemari karena selain mengkreasikan bahan dan bumbu, tetapi juga disajikan dengan tampilan yang menarik pada setiap hidangannya.

Di Amerika, masyarakatnya menyukai pengalaman baru menikmati hidangan yang inovatif antara sajian klasik Amerika dengan masakan dari Asia.

Misalnya Korean Kimchi BBQ Burgers, yang disukai karena paduan rasa manis khas saus BBQ Korea dan kimchi pedas dengan burger daging dan kentang goreng.

Selanjutnya, ada Roti Mochi Pisang, Thai Spring Pea Soup alias sup kental nan lembut dengan sedikit rasa dari serai segar dan kari kuning, hingga Buffalo Peanut Inside-Out Sushi yang memadukan cita rasa Jepang dan Amerika yakni sayuran segar dan kacang dibungkus dengan nasi berbumbu lalu disiram dengan saus krim yang terbuat dari biji bunga matahari.

Demikian juga di Korea Selatan, tren fusion food sangat disukai kalangan millenial. Salah satunya yaitu Konchijeu alias Korean corn cheese berbahan utama berupa jagung dan keju.

Lainnya, ada Yeoptteok Together. Makanan ini adalah campuran dari tteokbokki, yaitu kue beras pedas khas Korea Selatan yang dicampur dengan es krim vanilla.

Sedangkan untuk minuman, ada Chicken Mu Saida atau Chicken Radish Ade, yaitu merupakan gabungan antara acar lobak Korea dengan air soda.

Di Indonesia sendiri fusion food yang populer di antaranya Kebab Nasi Padang, Burger Rendang, Pizza Rendang, Rendang Spring Rolls, hingga Steik Tempe.

Selain itu, ada makanan fusion yang menggabungkan antara dua masakan tradisional misalnya Soto Rawon dan Sate Buntel Bumbu Maranggi.

Sisi kesehatan

Di satu sisi, sajian kuliner yang kekinian tersebut telah membantu eksistensi masakan tradisional di masyarakat, khususnya generasi milenial dan Gen Z.

Namun demikian, masyarakat juga perlu memperhatikan kandungan gizi dan nutrisinya agar terhindar dari berbagai macam penyakit.

Dokter ilmu gizi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr. dr. Luciana B. Sutanto, MS, Sp. GK mengatakan bahwa masyarakat dapat mengkonsumsi makanan dengan tetap menerapkan pola makan gizi seimbang, yaitu terdiri dari makanan pokok sebagai sumber karbohidrat, lauk pauk sebagai sumber protein hewani dan nabati, serta sayuran dan buah.

Selain komposisi makanan, juga perlu diperhitungkan jumlah makanan yang dikonsumsi agar tidak kekurangan atau kelebihan.