Gaya hidup hedon dalam dunia sepak bola: Seks dan uang

id sepak bola,sepak bola dunia,telaah olahraga Oleh A.A. Ariwibowo

Gaya hidup hedon dalam dunia sepak bola: Seks dan uang

Ilustrasi - Sepak bola. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.



Manusia tidak ditentukan hanya oleh dorongan mencari nikmat saja sebagaimana anjuran dari gaya hidup hedon.

Praktik hidup hedon yang dilakukan Moggi, Berlusconi, dan Abramovich itu di mata psikolog Abraham Maslow disebut sebagai fenomena metamotivasi dalam mewujudkan aktualisasi diri.

Artinya, pada permulaan manusia digerakkan serangkaian kebutuhan dasar biologis seperti lapar dan haus, nafsu seks, dorongan agresi, mempertahankan harta kekayaan, ingin balas dendam, mata gelap, serta mengatrol gengsi dan popularitas diri.

Kebutuhan-kebutuhan itu disebut juga sebagai kebutuhan tingkat rendah, kebutuhan materi, atau kebutuhan hewani (animal needs), sedangkan manusia memerlukan kebutuhan yang lebih tinggi (metaneeds), misalnya, kehidupan spiritual, relasi dengan Yang Ilahi, demikian tulis Hendro Setiawan dalam buku Manusia Utuh, Sebuah Kajian atas Pemikiran Abraham Maslow.

Bicara gaya hidup hedon, salah satu contoh dari kebutuhan hewani dapat diambil dari praktik hidup salah seorang kaisar zaman Romawi, Gaius Caligula. Ia dikenal sebagai sosok yang tidak mampu mengendalikan dorongan brutalitasnya.

Dia suka menyaksikan penyiksaan dan hukuman mati, dan dengan menyamar menggunakan rambut palsu dan jubah panjang, Caligula sering keluar malam untuk berpesta seks. Selain itu, ia pernah membunuh para penjahat Kota Roma untuk memberi makan daging kepada singa-singa.

Gaya hidup hedon "berkolaborasi" dengan aksi brutal dan sadistis. Hedonisme yang bermetamorfosis dengan gaya hidup pamer kekayaan disebut bertentangan dengan ciri khas hidup manusia Timur.

Filosof China klasik, Lin Yu Tang, menyebut bahwa untuk hidup yang ideal, manusia hendaknya mengusahakan hidup sederhana dengan kebutuhan yang sedikit, terbebas dari segala usaha untuk mencari, mengejar bahkan menumpuk harta.

Lao Tze bahkan menentang usaha untuk memiliki barang-barang. Orang tidak boleh memamerkan barang-barang kekayaannya kepada orang lain supaya orang tidak tergoda olehnya.

Hukum emas Confucius menyatakan  perlakukanlah sesamamu sebagaimana kamu sendiri ingin diperlakukan. Hormatilah mereka sebagaimana kamu sendiri ingin dihormati.

Jangan melakukan apa saja yang melukai sesamamu sebagaimana kamu sendiri juga tidak mau diperlakukan serupa itu oleh sesamamu.



* A.A. Ariwibowo, wartawan LKBN ANTARA (1991-2021), staf pengajar Lembaga Pers Dr. Soetomo, serta penulis dua buku kumpulan feature masing-masing berjudul “Maniak Bola” dan “Kerja, Kerja, Kerja


Baca juga: Prosesi penghormatan terakhir untuk legenda sepak bola Pele dimulai


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gaya hidup hedon dalam sepak bola: Seks dan uang