Cara guru SIJB mendekatkan yang berjarak lewat Safari Ramadhan

id safari Ramadhan SIJB,Johor Bahru,SIJB,Malaysia,pekerja migran Indonesia Oleh Virna P Setyorini

Cara guru SIJB mendekatkan yang berjarak lewat Safari Ramadhan

Suasanya buka puasa bersama di Safari Ramadhan guru-guru Sekolah Indonesia Johor Bahru di sekitar Kampung Melayu Pandan, Johor Bahru, Sabtu (8/4/2023). (ANTARA/Virna P Setyorini)


Anaknya, Mohamad Shaiful bin Abdullah saat ini duduk di kelas 1A SIJB. Sore menjelang malam itu, dengan mengenakan kaos berwarna putih lengkap memakai kupluk, sudah ikut duduk bersila di pinggir ruang tengah rumahnya bersama beberapa murid lainnya yang juga tinggal di daerah tersebut.

Ruang keluarga itu terasa penuh bukan saja karena kehadiran para murid dan guru-guru SIJB, tetapi juga oleh berbagai jenis sajian yang disusun rapi tanpa celah di tengah ruangan tersebut.

Dari mulai beberapa bakul nasi putih, beberapa piring nasi impit (lontong), beberapa piring sate ayam lengkap dengan beberapa mangkok sambel kecapnya, beberapa mangkok rawon, beberapa piring besar urap, beberapa piring ayam goreng, ditambah lagi beberapa piring dan mangkok buah potong, anggur, bubur kacang hijau, dan beberapa jenis makanan dan minuman lainnya.

Benar-benar sebuah kenikmatan dan berkah bulan suci Ramadhan di perantauan.


Safari Ramadhan guru SIJB

Jika umumnya buka puasa bersama diadakan di sekolah, SIJB memilih cara berbeda, tentu dengan alasannya sendiri membuat guru-guru bersafari Ramadhan ke beberapa rumah muridnya.

Kegiatan tersebut, menurut dia, baru pertama diadakan di bulan Ramadhan tahun ini. Karena sebelumnya kegiatan buka bersama diadakan bersama-sama di SIJB yang berada di lingkungan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, kata Kepala Sekolah Indonesia Johor Bahru (SIJB) Rizali Noor.

Dari pada membuat kegiatan iftar di sekolah yang mengharapkan anak-anak dapat datang sore hari, menurut dia, itu justru membutuhkan biaya lebih besar buat mereka. Selain juga kasihan jika anak-anak harus pulang larut malam.

Polanya dibalik, lebih baik guru-gurunya datang ke rumah siswa, turut memberikan sumbangan atau bantuan.

"Jadi makan-makannya dari kita, SIJB yang membawa, jadi tidak mau merepotkan orang tua juga. Tujuannya bersilaturahmi saja,” kata Rizali, yang juga merupakan Pelaksana Fungsi Sosial dan Budaya KJRI Johor Bahru.

Safari Ramadhan tahun ini menjadi saat perkenalan lebih lanjut antara guru, murid serta orang tua, mereka akan merasa bisa lebih dekat. Selain itu, ia mengatakan sekolah juga menjadi tahu kondisi murid di rumah seperti apa.

Suasanya buka puasa bersama di Safari Ramadhan guru-guru Sekolah Indonesia Johor Bahru di sekitar Kampung Melayu Pandan, Johor Bahru, Sabtu (8/4/2023). (ANTARA/Virna P Setyorini)


Ini tahun pertama diadakan seperti ini, mungkin sebelumnya ada acara kegiatan di sekolah, tapi di sini biaya transportasi,seperti Grab, mahal dan misal hanya satu anak saja sewa satu Grab untuk pergi ke sekolah itu mahal. Kalau orang tua sewa Grab malam-malam jauh lebih mahal lagi. Jadi dari pada membebani siswa, akhirnya konsepnya dibalik.

Para guru akan memilih mendatangi murid-murid yang perlu mendapat bantuan, karena kegiatan yang dilakukan tidak sekadar buka puasa bersama, tapi ada juga bantuan yang diberikan kepada orang tua murid.

Kriteria lain, yakni apakah di sekitar lokasi rumah murid tersebut juga terdapat rumah murid-murid SIJB lainnya sekitar 10 hingga 15 anak, kata Rizali. Dengan demikian akan menjadi lebih efektif untuk dapat menjangkau murid.