Karena Indonesia vs Palestina tak sekadar soal si kulit bundar

id timnas indonesia, indonesia vs argentina, fifa matchday

Karena Indonesia vs Palestina tak sekadar soal si kulit bundar

Pemain Timnas Indonesia Marselino Ferdinan berlatih bersama rekan-rekannya menjelang laga FIFA "Matchday" melawan Pelestina di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya. ANTARA/Naufal Ammar

Ingat, Palestina adalah negara yang mengakui pada waktu Indonesia merdeka pertama kali oleh Presiden Soekarno
 
Masif dan ramainya pemberitaan di media massa maupun media sosial mengenai TC Timnas di Lapangan THOR, mambuat warga penasaran. Apalagi euforia raihan medali emas Timnas U-23 di SEA Games Kamboja belum lama ini masih terasa.
 
Tak ayal, Lapangan THOR, yang lokasinya bersebelahan dengan Gelora Pancasila di Jalan Indragiri pun “diserbu”. Tak hanya puluhan, tapi ratusan orang berjejer melihat pemain idolanya berlatih dari balik pagar.
 
Kehadiran pelatih kepala Shin Tae-yong di tengah lapangan juga menjadi daya tarik pencinta sepak bola. Penonton bukan cuma dari Surabaya, tapi ada yang berasal dari Sidoarjo, Mojokerto, bahkan Pulau Madura.
 
Keikutsertaan sejumlah pemain keturunan di skuad Timnas juga menjadi magnet penggemar. Sandy Walsh dan kawan-kawan menjadi sasaran foto bareng.
 
Ini bukti bahwa masyarakat Indonesia sangat mencintai para pemain. Mereka bangga bisa dekat dan berswafoto dengan para idola.
 
 
Laga persaudaraan
 
Sejak diumumkan, dua laga Timnas pertengahan Juni ini adalah berlabel resmi alias bukan pertandingan biasa. Tim Indonesia harus bertanding melawan tim nomor wahid sejagat.
 
Sementara Timnas Palestina kini bercokol di peringkat 100 besar atau tepatnya di ranking 93 dunia. Di atas kertas, bisa jadi Palestina akan menang.
 
Tapi tunggu dulu, itu masih di atas kertas, bukan di atas lapangan hijau. Pada Rabu malam, Stadion GBT akan menjadi saksi bagaimana perjuangan Garuda mengepakkan sayapnya.
 
Terlepas dari hasil akhir, terdapat pesan dan harapan yang ditancapkan sejak awal, yaitu, laga persaudaraan. Meski wajib bermain serius, tapi garis silaturahim dan ukhuwah kedua tim menjadi pembeda.
 
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memberikan pernyataannya. Ia bangga ajang Indonesia vs Palestina digelar di wilayahnya. Suatu kehormatan besar yang tak bisa diungkapkannya dengan sekadar kata.
 
Semua pemain dan ofisial disambutnya. Melalui ajang bertajuk meet and greet di Balai Kota Surabaya, ribuan warga tumplek blek ingin melihat penggawa-penggawa kedua tim.
 
Cak Eri bahkan meminta suporter yang hadir di stadion untuk turut membentangkan bendera Palestina.
 
Pembentangan bendera Palestina itu didasari oleh rasa kemanusiaan, sekaligus bukti nyata dukungan terhadap perjuangan masyarakat Palestina.
 
"Ingat, Palestina adalah negara yang mengakui pada waktu Indonesia merdeka pertama kali oleh Presiden Soekarno," ujarnya.
 
Bukan hanya itu, dukungan yang dibawa saat pertandingan nanti juga untuk memperjelas posisi di mata dunia bahwa Indonesia selalu mendukung Palestina.
 
Pun demikian disampaikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang menegaskan bahwa ini tak sekadar mengolah si kulit bundar atau bola.
 
Dinamakan seperti itu, karena dalam istilah olahraga, bola itu bentuknya bundar, lalu bahannya dilapisi kulit. Jadilah dinamai “si kulit bundar”.
 
Hal yang tak boleh dilupakan, ajang ini sekaligus untuk memperkuat persaudaraan dengan Palestina.