Persentasenya, diperkirakan mencapai 40 hingga 45 persen surat suara khusus di wilayah kerja Kuala Lumpur, sehingga membuat Kuala Lumpur menjadi sangat penting bagi mereka yang memperebutkan suara.
Kondisi itu membuat jutaan mata melihat Kuala Lumpur, karena memang dari pengalaman pemilu sebelumnya selalu menjadi medan "pertempuran", baik bagi calon anggota DPR maupun bagi calon Presiden dan Wakil Presiden.
Dalam konteks itu, Hermono mengingatkan tugas PPLN dan Panwaslu Kuala Lumpur menjadi sangat penting dan juga berat, karena memang jumlah pemilihnya sangat besar. Jika dibandingkan dengan sejumlah kabupaten di Indonesia, jumlah pemilih di wilayah kerja PPLN Kuala Lumpur jauh lebih besar.
Oleh sebab itu, Kuala Lumpur selalu menjadi ajang perebutan pemilih.
Maka, pada saatnya, akan banyak yang ‘turun gunung’ dari Jakarta ke Kuala Lumpur. "Dalam konteks ini, maka saya minta PPLN dan Panwaslu, saya tahu tugasnya sangat berat, harus betul-betul dapat memberikan penjelasan pada masyarakat bagaimana menggunakan hak pilihnya secara benar,” ujar Hermono, menegaskan.
Dan yang penting lagi, bagaimana agar dapat menjangkau WNI sebanyak mungkin yang memiliki hak pilih.
Ketua PPLN Kuala Lumpur Umar Faruk mengatakan sejauh ini mereka telah melaksanakan sejumlah tahapan pelaksanaan pemilu, mulai dari menerima Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang kemudian dilaksanakan pencocokan dan penelitian oleh 643 Panitia Pendaftaran Pemilih (Pantarlih), hingga menetapkan Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 447.258 orang.
PPLN, pada April lalu telah memberikan ruang bagi WNI di wilayah itu untuk secara aktif melaporkan diri untuk dapat didata. Namun apabila memang ada yang masih belum terdata, mereka akan tetap mendata jika memang bisa masuk kategori DPK.
Sosialisasi
Sosialisasi sudah terlaksana di sekitar 10 titik di PPLN Kuala Lumpur, dan terakhir dilakukan di Klang. Sosialisasi pemilu tersebut juga sudah dilakukan ke semua wilayah kerja PPLN Kuala Lumpur, termasuk Terengganu, Kelantan dan Perak.
Untuk di Klang dilaksanakan di dua titik dan masuk ke semua sektor di mana terdapat WNI. Harapannya semua dapat mengetahui tentang pemilihan umum, mengingat di lokasi-lokasi sebelumnya ada pula yang belum mengetahui kapan Pemilu 2024 itu akan berlangsung.
Mereka juga menggunakan media sosial untuk menjangkau warga Indonesia di sana, termasuk juga fasilitas podcast Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur.