Bantuan obat dan perlengkapan medis Indonesia diterima warga Palestina
Tangerang (ANTARA) - Paket obat-obatan dan perlengkapan medis bantuan kemanusiaan pada tahap pertama dari Pemerintah Republik Indonesia (RI), telah masuk ke Palestina dan diterima oleh warga yang menjadi korban dalam konflik di jalur Gaza tersebut.
"Yang pertama sudah masuk semua, dan ini tahap kedua kita sudah komunikasi, baik dengan pihak Unrua, nanti juga bekerja sama dengan (Palestina)," kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Sumarjaya di Tangerang, Rabu.
Ia mengatakan, bantuan alat-alat kesehatan atau medis yang sudah diterima itu merupakan alat-alat mencakup emergency kit untuk kebutuhan bedah minor dan ada pula makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak berusia di bawah 5 tahun (balita).
"Justru itu nanti untuk (bantuan) ada Unrua. Unrua itulah yang diizinkan untuk menyalurkan semua bantuan kita ke Palestina," katanya.
Ia mengungkapkan, untuk saat ini Pemerintah Indonesia sendiri telah kembali menyalurkan bantuan berupa obat-obatan senilai US 2 juta dolar untuk warga Palestina.
"Jadi yang kita berangkatkan ini adalah berupa obat-obatan dan juga hospital sunrise. Item barang ini sudah dikoordinasikan dengan organisasi agency penyalur dari PBB untuk Palestina, dan barang-barang ini tidak bentuk elektrik karena disana listrik sudah tidak ada," jelasnya.
Bantuan kebutuhan medis yang dialokasikan pemerintah ini total senilai Rp31,9 miliar atau setara dengan US 2 juta dolar melalui pendanaan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesian AID sebagai bantuan tahap kedua dari Indonesia.
Adapun untuk jenis obat-obatan dan alat kesehatan itu diantaranya seperti alat hospital sundries, jarum suntik, jarum jahit, plester, antibiotik dan lain sebagainya.
"Jadi sekitar ada 18 item obat ditambah sekitar 10 item hospital sunrise. Jadi ini tidak ada bantuan makanan, ini khusus obat-obatan dan peralatan medis yang bisa di lakukan di lapangan," ucapnya.
Ia menyebutkan, untuk kedepannya pemerintah Indonesia bakal mengirim bantuan kemanusiaan jika mendapat dukungan kembali dari masyarakat. Bahkan, lanjutnya, pihaknya juga akan mengerahkan tim pelayanan medis untuk membantu warga Palestina.
"Kalau nanti ada bantuan dari masyarakat itu kita akan coba komunikasikan kembali, ini juga mungkin nanti memang kalau sudah berhenti perangnya kita bisa memberikan pelayanan kesana," ujarnya.
Diketahui, bantuan kemanusiaan yang masuk dalam tahapan kedua ini telah diterbangkan melalui pesawat carter Lion Air tipe Airbus A330-900 dengan rute direct flight dari Jakarta menuju Bandara El-Arish Mesir.
Pesawat itu, dijadwalkan akan lepas landas pada pukul 04.30 WIB, dan diperkirakan mendarat di Mesir pada hari yang sama pukul 11.00 waktu setempat.
Bantuan akan diserahkan kepada UNRWA (Badan PBB yang bertanggung jawab menangani pengungsi Palestina) melalui Egyptian Red Crescent (Bulan Sabit Merah Mesir), selanjutnya pihak UNRWA akan mendistribusikan bantuan untuk masyarakat Palestina yang terdampak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bantuan obat dan perlengkapan medis dari RI diterima warga Palestina
"Yang pertama sudah masuk semua, dan ini tahap kedua kita sudah komunikasi, baik dengan pihak Unrua, nanti juga bekerja sama dengan (Palestina)," kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Sumarjaya di Tangerang, Rabu.
Ia mengatakan, bantuan alat-alat kesehatan atau medis yang sudah diterima itu merupakan alat-alat mencakup emergency kit untuk kebutuhan bedah minor dan ada pula makanan tambahan untuk ibu hamil dan anak berusia di bawah 5 tahun (balita).
"Justru itu nanti untuk (bantuan) ada Unrua. Unrua itulah yang diizinkan untuk menyalurkan semua bantuan kita ke Palestina," katanya.
Ia mengungkapkan, untuk saat ini Pemerintah Indonesia sendiri telah kembali menyalurkan bantuan berupa obat-obatan senilai US 2 juta dolar untuk warga Palestina.
"Jadi yang kita berangkatkan ini adalah berupa obat-obatan dan juga hospital sunrise. Item barang ini sudah dikoordinasikan dengan organisasi agency penyalur dari PBB untuk Palestina, dan barang-barang ini tidak bentuk elektrik karena disana listrik sudah tidak ada," jelasnya.
Bantuan kebutuhan medis yang dialokasikan pemerintah ini total senilai Rp31,9 miliar atau setara dengan US 2 juta dolar melalui pendanaan Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesian AID sebagai bantuan tahap kedua dari Indonesia.
Adapun untuk jenis obat-obatan dan alat kesehatan itu diantaranya seperti alat hospital sundries, jarum suntik, jarum jahit, plester, antibiotik dan lain sebagainya.
"Jadi sekitar ada 18 item obat ditambah sekitar 10 item hospital sunrise. Jadi ini tidak ada bantuan makanan, ini khusus obat-obatan dan peralatan medis yang bisa di lakukan di lapangan," ucapnya.
Ia menyebutkan, untuk kedepannya pemerintah Indonesia bakal mengirim bantuan kemanusiaan jika mendapat dukungan kembali dari masyarakat. Bahkan, lanjutnya, pihaknya juga akan mengerahkan tim pelayanan medis untuk membantu warga Palestina.
"Kalau nanti ada bantuan dari masyarakat itu kita akan coba komunikasikan kembali, ini juga mungkin nanti memang kalau sudah berhenti perangnya kita bisa memberikan pelayanan kesana," ujarnya.
Diketahui, bantuan kemanusiaan yang masuk dalam tahapan kedua ini telah diterbangkan melalui pesawat carter Lion Air tipe Airbus A330-900 dengan rute direct flight dari Jakarta menuju Bandara El-Arish Mesir.
Pesawat itu, dijadwalkan akan lepas landas pada pukul 04.30 WIB, dan diperkirakan mendarat di Mesir pada hari yang sama pukul 11.00 waktu setempat.
Bantuan akan diserahkan kepada UNRWA (Badan PBB yang bertanggung jawab menangani pengungsi Palestina) melalui Egyptian Red Crescent (Bulan Sabit Merah Mesir), selanjutnya pihak UNRWA akan mendistribusikan bantuan untuk masyarakat Palestina yang terdampak.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bantuan obat dan perlengkapan medis dari RI diterima warga Palestina