KBRI KL beri bantuan alat belajar untuk pelajar CLC di Sabah

id KBRI KUALA LUMPUR, CLC SABAH, MUHAMMAD FIRDAUS,Bantuan CLC SABAH,Danang Waskito, KUAI KBRI KL

KBRI KL beri bantuan alat belajar untuk pelajar CLC di Sabah

Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Kuala Lumpur Danang Waskito menyerahkan bantuan kepada seorang pelajar CLC Cempaka di Kundasang, Sabah, Malaysia Rabu (10/12/2025). (ANTARA/HO-KBRI Kuala Lumpur)

Kuala Lumpur (ANTARA) - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur memberikan bantuan alat belajar berupa meja, kursi dan ratusan alat tulis kepada para pelajar di dua community learning center (CLC) di wilayah Sabah, Malaysia.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur Muhammad Firdaus dihubungi ANTARA di Kuala Lumpur, Jumat, mengatakan bahwa bantuan diserahkan pada kunjungan KBRI KL ke Sabah tanggal 9-10 Desember 2025.

"Kuasa Usaha Ad Interim KBRI KL yaitu Bapak Danang Waskito menyampaikan bantuan dari anggaran Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI KL kepada dua CLC," kata Firdaus.

Untuk diketahui CLC merupakan komunitas belajar yang diinisiasi untuk memenuhi hak pendidikan bagi anak-anak pekerja migran yang tidak terjangkau oleh Sekolah Indonesia di Malaysia sebagai sekolah induk, karena jarak yang jauh dan memiliki daya tampung peserta didik yang terbatas.

Bantuan untuk CLC di Sabah, diserahkan langsung Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI Kuala Lumpur Danang Waskito kepada dua perwakilan CLC, masing-masing untuk CLC Tunas Harapan Bangsa Papar dan CLC Cempaka Kundasang meliputi SMP Terbuka Kundasang.

Bantuan untuk CLC Tunas Harapan Bangsa Papar berupa 50 set meja dan kursi belajar serta 100 paket alat tulis.

Sementara bantuan bagi CLC Cempaka Kundasang dan SMP Terbuka Kundasang di Kundasang, Sabah yaitu sebanyak 100 set meja dan kursi serta 300 paket alat tulis.

"Pada saat bertemu siswa yang ada di kedua CLC tersebut KUAI sangat impresif dengan semangat dari siswa yang ingin belajar dan mampu menunjukkan kepercayaan diri saat tampil dengan tarian, menyanyi dan sebagainya," ujar Firdaus.

Dia menyampaikan di CLC Cempaka dan SMP Terbuka Kundasang terdapat 550 pelajar, di mana orang tuanya sebagian besar bekerja sebagai petani di wilayah Kundasang dan juga bekerja di sejumlah homestay yang ada di wilayah Kundasang.

Dalam kunjungan itu, pada Selasa, 9 Desember 2025, juga dilakukan bimbingan teknis kepada puluhan perusahaan atau syarikat sawit yang mempunyai CLC di wilayah Sabah.

Firdaus mengatakan saat ini terdapat 142 CLC yang sedang dalam proses pengajuan untuk mendapatkan izin beroperasi dari pemerintahan Sabah.

"Pada saat ini pemerintah Malaysia melalui Kementerian Pendidikan Malaysia sedang memperbarui yang disebut dengan garis panduan atau guideline untuk pendirian atau keberadaan CLC di wilayah Sabah dan Sarawak, khususnya CLC-CLC yang ada di dalam ladang sawit," ujar Firdaus.

Dalam kegiatan tersebut dilakukan sosialisasi terkait garis panduan baru tersebut oleh pengarah bagian pendidikan swasta Kementerian Pendidikan Malaysia Datin Rosliza.

"Diharapkan syarikat atau perusahaan perusahaan sawit dalam waktu enam bulan ke depan dapat memenuhi persyaratan-persyaratan yang diberikan," jelasnya.

Persyaratan untuk izin mendirikan dan pengoperasian CLC antara lain adanya satu guru bina yang didatangkan dari Indonesia untuk setiap CLC di dalam ladang sawit, dan juga guru pamong yang harus memiliki permit atau izin.

"Permit tidak sebagai tenaga kerja perusahaan sawit, tetapi guru. Meskipun persyaratannya tidak harus memiliki sertifikasi sebagai guru, tetapi harus mengupayakan visa sebagai tenaga pendidik guru pamong di CLC," paparnya.

Lebih jauh dia menyampaikan terdapat permintaan CLC di wilayah Lahat Datu oleh satu perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa animo untuk mendirikan CLC di dalam ladang sawit masih sangat tinggi.

"Karena keberadaan anak-anak dari pekerja migran Indonesia yang ada di dalam ladang sawit, yang harus mendapatkan hak untuk sekolah," kata Firdaus.

Pewarta :
Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
COPYRIGHT © ANTARA 2025


Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.