Lhokseumawe, (AntaraKL) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan suhu udara di wilayah Aceh pada bulan Juni dan Juli 2015 mencapai 36 derajat celcius, sehingga masyarakat diminta mewaspadainya.
Prakirawan BMKG Aceh, Rahmat Taulani, kepada wartawan di Lhokseumawe, Minggu (31/5) mengatakan, meningkatnya suhu udara ini disebabkan wilayah Aceh telah memasuki musim kemarau dan posisi matahari berada di utara khatulistiwa.
"Matahari tepat berada di atas wilayah kita dan langsung menyinari tanpa ada penghalang," ujar Rahmat.
Rahmat menambahkan, suhu panas 36 derajat celsius tersebut tidak terjadi setiap hari dan hanya terjadi pada hari-hari tertentu saja. Apabila suhu udara telah mencapai 35 sampai 36 derajat celsius, maka sudah termasuk cuaca ekstrim.
"Meskipun telah memasuki musim kemarau, bukan berati tidak terjadi hujannya di wilayah Aceh, hanya curah hujannya saja yang lebih banyak berkurang. Selama musim kemarau diperkirakan curah hujan dalam satu bulannya mencapai 50 mm," ungkap Rahmat.
Tambahnya lagi, saat ini di wilayah Aceh juga sedang terjadi gangguan cuaca, seperti terjadinya belokan angin dan adanya tekanan rendah. Diperkirakan untuk wilayah Aceh Timur, Aceh Tenggah dan Tenggara turun hujan dalam intensitas sedang. Tekanan rendah itu juga dapat mengakibatkan angin kencang.
Sementara itu, untuk gelombang laut di perairan Aceh masih tergolong normal. Untuk wilayah pantai barat Aceh, gelombang laut mencapai 2 meter sedangkan untuk wilayah pantai utara dan timur Aceh gelombang laut mencapai 1,5 meter.
Terkait cuaca panas dimaksud nantinya, BMKG Aceh menghimbau masyarakat untuk mewaspadai terhadap cuaca panas yang melanda wilayah Aceh, karena akan dengan mudah terjadinya kebakaran dan kekurangan cairan tubuh juga.
"Bagi yang merokok jangan membuang puntung rokok sembarangan karena bisa mengakibatkan kebakaran dan juga dapat dianjurkan untuk banyak minum mencegah dehidrasi," ingat Rahmat. (Mukhlis/sh)