Dubes Rusdi Kirana gagas "twin city" RI - Malaysia

id Rusdi Kirana,Dubes Rusdi Kirana,Twin City

Dubes Rusdi Kirana gagas "twin city" RI - Malaysia

Dubes Rusdi Kirana saat meninjau stand Papua (Foto ANTARA / Agus) (1) (1/)

"Contoh lagi Kinabalu bagus kotanya tetapi tidak punya menyelam, Manado punya menyelam. Kita bisa jual produk berbeda. Budaya di Kinabalu berbeda dengan Manado," katanya.
Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Duta Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur Rusdi Kirana menggagas adanya "twin city" atau kota kembar antara Indonesia dan Malaysia untuk meningkatkan kunjungan wisatawan kedua negara.

"Kita menciptakan kunjungan ke Kuala Lumpur - Candi Borobudur (Magelang), bisa Kinabalu - Manado (Sulawesi Utara), bisa Penang - Medan atau Langkawi - Batam," kata Rusdi Kirana di Kuala Lumpur, Kamis.

Rusdi mengatakan wisatawan yang disasar adalah dari pihak ketiga sehingga tidak hanya mengandalkan wisatawan dari Indonesia maupun Malaysia saja.

"Kita mengharapkan tidak hanya orang Indonesia dan Malaysia saja pasarnya. Kita sama-sama kerjasama untuk mengirim delegasi ke negara ketiga misal ke Korsel, China atau Jepang," katanya.

Setelah itu kedua negara melakukan pagelaran budaya secara bersama-sama melalui kerja sama sesama Menteri Pariwisata untuk melakukan promosi secara bersama-sama.

"Turis dari China ke Kuala Lumpur kurang lebih enam jam. Kalau dia balik lagi sayang, kenapa tidak dikasih opsi ke Yogjakarta. Jadi orang China lebih tertarik dengan dua kota. Begitu pula dari Ghuangzhao ke Manado kemudian pulang lebih baik kita tarik ke Kinabalu sehingga mereka memiliki dua pilihan," katanya.

Rusdi mengatakan mereka bisa lihat menara kembar di Kuala Lumpur kemudian bisa melihat Candi Borobudur di Yogjakarta.

"Contoh lagi Kinabalu bagus kotanya tetapi tidak punya menyelam, Manado punya menyelam. Kita bisa jual produk berbeda. Budaya di Kinabalu berbeda dengan Manado," katanya.

Sehingga, ujar dia, wisatawan China bisa melihat dua negara berbeda tetapi bisa satu tujuan.

"Kita jangan hanya bicara beda tapi juga sama. Beda kita manfaatkan jadi keuntungan seperti bhineka tunggal ika. Kalau semua sama membosankan," katanya.

Terkait rencana tersebut, pihaknya sudah merencanakan tetapi karena Malaysia baru Pemilu dan pemerintahnya baru dua bulan lebih menunggu proses selanjutnya.