Denpasar (ANTARA) - Puluhan seniman tari dan tabuh khas Betawi datang langsung dari Jakarta ikut tampil meramaikan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024.
“Kami dari Sanggar Ratnasari Jakarta, yang kami pentaskan dalam pesta seni ini musik Gambang Kromong dengan Topeng Betawi, tari-tarian penyambutan, dan ada Ondel-Ondel kami bawa sebagai ikon Jakarta,” kata Koordinator Sanggar Ratnasari Sagung Rai Niagarani di Denpasar, Senin.
Ratusan pengunjung Pesta Kesenian Bali memadati panggung Kalangan Angsoka untuk menyaksikan para seniman Betawi yang menari dan bermain peran.
Sagung Rai mengatakan bahwa secara berurutan mereka menampilkan Tari Nadak Ganjen, Tari Nyai Kembang, Tari Rancak Laras, Tari Kembang Botoh, dan diakhiri Tari Janger khas Bali yang ditarikan serentak sambil memboyong penonton ke panggung.
Sagung Rai, seniman Betawi yang berasal dari Tabanan, Bali, itu mengatakan hal ini bukan kali pertama sanggarnya digandeng Pemprov Bali untuk meramaikan Pesta Kesenian Bali, melainkan sudah keenam kalinya.
Menurut dia, biasanya setiap tahun mereka memberi kejutan kepada warga Bali yang berkunjung, warga Jakarta yang tinggal di Bali, maupun wisatawan mancanegara, di mana tahun ini terbaru mereka membawa Tari Nyai Kembang di atas panggung.
“Saya suka sekali melihat penonton di Bali yang cukup antusias, ternyata mereka suka tontonan Betawi, tetapi dari dulu kami datang memang penonton selalu penuh, sambutannya bagus sekali,” ujarnya.
Tahun ini seniman Betawi yang terlibat terdiri atas 23 penari, 10 penabuh gamelan, dua pelawak, dan satu penyanyi.
Kolaborasi seniman Betawi dan Pemprov Bali dalam PKB 2024 ini sudah diwacanakan sejak Maret lalu, sehingga persiapan mereka dinilai sudah cukup untuk turut mengenalkan kebudayaan Betawi di Pulau Dewata.
Sagung Rai juga menyampaikan bahwa anak didiknya antusias ketika ditunjuk tampil di Pesta Kesenian Bali, bahkan salah satu penari yang ikut berpartisipasi masih berusia 4 tahun.
“Senang sekali mereka ingin cepat-cepat ikut ke Bali,” kata Sagung Rai.
Sanggar tari yang berlokasi di Jakarta Timur ini berharap kolaborasi antarbudaya ini dapat terus terjalin, apalagi mengingat Bali sebagai destinasi wisata dunia yang setiap hari dilihat jutaan mata sehingga berpotensi mengantarkan seniman Betawi ke kancah global.
“Kadang anak-anak ada yang diboyong dinas pentas di luar, kalau ada apresiasi seni ke daerah-daerah juga kami pilih, kami ingin sekali di sini bisa go international,” kata dia.
Salah satu penari yang masih duduk di bangku sekolah dasar bernama Sinta Naura mengaku senang ditunjuk kembali oleh sanggar untuk pentas di Bali.
“Senang ke Bali lagi, sebelumnya sudah pernah, semoga ada lagi pentas di sini, di sini penontonnya ramai jadi senang saja,” kata dia.
Dalam Pesta Kesenian Bali XLVI Pemprov Bali tak hanya menggandeng seniman lokal, tetapi juga turut mewadahi seniman luar Bali bahkan seniman tari dunia dengan kekhasan masing-masing daerah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Puluhan seniman Betawi ikut tampil pada Pesta Kesenian Bali
“Kami dari Sanggar Ratnasari Jakarta, yang kami pentaskan dalam pesta seni ini musik Gambang Kromong dengan Topeng Betawi, tari-tarian penyambutan, dan ada Ondel-Ondel kami bawa sebagai ikon Jakarta,” kata Koordinator Sanggar Ratnasari Sagung Rai Niagarani di Denpasar, Senin.
Ratusan pengunjung Pesta Kesenian Bali memadati panggung Kalangan Angsoka untuk menyaksikan para seniman Betawi yang menari dan bermain peran.
Sagung Rai mengatakan bahwa secara berurutan mereka menampilkan Tari Nadak Ganjen, Tari Nyai Kembang, Tari Rancak Laras, Tari Kembang Botoh, dan diakhiri Tari Janger khas Bali yang ditarikan serentak sambil memboyong penonton ke panggung.
Sagung Rai, seniman Betawi yang berasal dari Tabanan, Bali, itu mengatakan hal ini bukan kali pertama sanggarnya digandeng Pemprov Bali untuk meramaikan Pesta Kesenian Bali, melainkan sudah keenam kalinya.
Menurut dia, biasanya setiap tahun mereka memberi kejutan kepada warga Bali yang berkunjung, warga Jakarta yang tinggal di Bali, maupun wisatawan mancanegara, di mana tahun ini terbaru mereka membawa Tari Nyai Kembang di atas panggung.
“Saya suka sekali melihat penonton di Bali yang cukup antusias, ternyata mereka suka tontonan Betawi, tetapi dari dulu kami datang memang penonton selalu penuh, sambutannya bagus sekali,” ujarnya.
Tahun ini seniman Betawi yang terlibat terdiri atas 23 penari, 10 penabuh gamelan, dua pelawak, dan satu penyanyi.
Kolaborasi seniman Betawi dan Pemprov Bali dalam PKB 2024 ini sudah diwacanakan sejak Maret lalu, sehingga persiapan mereka dinilai sudah cukup untuk turut mengenalkan kebudayaan Betawi di Pulau Dewata.
Sagung Rai juga menyampaikan bahwa anak didiknya antusias ketika ditunjuk tampil di Pesta Kesenian Bali, bahkan salah satu penari yang ikut berpartisipasi masih berusia 4 tahun.
“Senang sekali mereka ingin cepat-cepat ikut ke Bali,” kata Sagung Rai.
Sanggar tari yang berlokasi di Jakarta Timur ini berharap kolaborasi antarbudaya ini dapat terus terjalin, apalagi mengingat Bali sebagai destinasi wisata dunia yang setiap hari dilihat jutaan mata sehingga berpotensi mengantarkan seniman Betawi ke kancah global.
“Kadang anak-anak ada yang diboyong dinas pentas di luar, kalau ada apresiasi seni ke daerah-daerah juga kami pilih, kami ingin sekali di sini bisa go international,” kata dia.
Salah satu penari yang masih duduk di bangku sekolah dasar bernama Sinta Naura mengaku senang ditunjuk kembali oleh sanggar untuk pentas di Bali.
“Senang ke Bali lagi, sebelumnya sudah pernah, semoga ada lagi pentas di sini, di sini penontonnya ramai jadi senang saja,” kata dia.
Dalam Pesta Kesenian Bali XLVI Pemprov Bali tak hanya menggandeng seniman lokal, tetapi juga turut mewadahi seniman luar Bali bahkan seniman tari dunia dengan kekhasan masing-masing daerah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Puluhan seniman Betawi ikut tampil pada Pesta Kesenian Bali