Dhaka, Bangladesh (ANTARA) - Kepala pemerintahan transisi Bangladesh Muhammad Yunus meminta dukungan Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam menciptakan zona aman bagi kelompok etnis Rohingya di negara bagian Rakhine Myanmar di bawah pengawasan PBB.
Yunus meminta dukungan tersebut ketika kedua pemimpin bertemu di sela-sela pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss pada Selasa (21/1), menurut pernyataan resmi.
Bangladesh menghadapi beban pengungsi yang semakin meningkat di distrik perbatasan tenggara Cox's Bazar.
Konflik yang meningkat antara pemerintah junta Myanmar dan pemberontak Tentara Arakan mendorong lebih banyak warga Rohingya untuk menyeberangi perbatasan Bangladesh dalam gelombang pengungsi baru.
Dia juga menjelaskan kepada Kanselir Jerman itu bagaimana kaum muda bergabung dalam pemberontakan pada Juli 2024 untuk mengakhiri pemerintahan yang buruk selama bertahun-tahun di Bangladesh.
Mantan perdana menteri Bangladesh Sheikh Hasina melarikan diri ke negara tetangga India pada 5 Agustus 2024 menyusul pemberontakan yang dipimpin mahasiswa yang mengakhiri pemerintahan otokratisnya selama 15 tahun. Pada 8 Agustus 2024, Yunus membentuk pemerintahan transisi.
"Anda dapat tenang karena kami akan mendukung Anda," kata Olaf Scholz kepada Yunus.
Bangladesh menampung lebih dari 1,2 juta warga Rohingya di Cox's Bazar. Sebagian besar dari mereka melarikan diri dari Myanmar pada Agustus 2017 selama tindakan keras militer yang digambarkan oleh kelompok hak asasi manusia sebagai genosida.
Sementara itu, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi Filippo Grandi bertemu dengan Yunus dan mengatakan lembaganya akan mendukung Bangladesh dalam upayanya untuk menemukan solusi yang langgeng untuk krisis Rohingya, khususnya, dengan menyelenggarakan konferensi global besar tentang masalah tersebut akhir tahun ini.
Yunus menyerukan agar fokus global kembali pada krisis Rohingya, dengan mengatakan masuknya sekitar 100 ribu pengungsi telah menambah beban lebih lanjut pada Bangladesh, menurut pernyataan lain oleh kantor Yunus pada Rabu.
"Situasinya semakin rumit. Mereka mendorong lebih banyak warga Rohingya ke Bangladesh," kata Yunus kepada Grandi.
"Kami siap bekerja sama dengan Anda," kata Grandi meyakinkan Yunus.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bangladesh cari dukungan Jerman untuk zona aman Rohingya di Myanmar