Mataram (ANTARA) - Felda Global Ventures (FGV) Holdings Berhad, salah satu Badan Usaha Milik Negara Malaysia mengedukasi para tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat untuk bertransaksi non-tunai menggunakan aplikasi "e-wallet".
"Semua TKI yang baru masuk per 1 Januari 2020, kami uruskan e-wallet. Jadi gajinya dikirim melalui e-wallet, tidak ada tunai lagi," kata Ketua Jabatan Tenaga Kerja dan Hal Ehwal Peneroka, FGV Holdings Berhad, Zarif Zainul, di sela seleksi calon pekerja migran Indonesia (PMI), di kantor PT Cahaya Lombok, di Mataram, Kamis.
E-wallet atau dompet elektronik merupakan sebuah aplikasi atau fitur yang dikembangkan untuk memudahkan pengguna dalam melakukan pembayaran.
Menurut Zarif, menggunakan e-wallet untuk membayarkan gaji para TKI lebih simpel karena bisa melalui telepon genggam (HP) ke rekening bank atau nomor HP pekerja yang sudah menggunakan aplikasi dompet elektronik tersebut.
Pihaknya juga menerapkan kebijakan pembayaran gaji secara non-tunai karena menggunakan tunai di ladang sawit relatif berbahaya.
"Kalau membawa uang tunai untuk bayar gaji ke ladang beresiko. Pekerja juga kalau simpan uang tunai di asrama dikhawatirkan hilang," katanya.
Ia menambahkan penggunaan dompet elektronik untuk bertransaksi non-tunai juga memudahkan para TKI untuk mengirim uang kepada keluarganya di kampung halaman. Cukup mentransfer ke nomor HP yang juga menggunakan aplikasi dompet elektronik atau ke nomor rekening bank.
Tata cara transaksi non-tunai tersebut relatif simpel jika dibandingkan membuatkan rekening tabungan bank yang lokasinya relatif jauh dari kawasan ladang sawit.
"Kalau membuat 'account' bank susah dijangkau. Kalau e-wallet ada di mana-mana, yang penting ada sinyal HP," ucap Zarif.
Untuk memudahkan penggunaan dompet elektronik, kata dia, pihaknya memberikan pelatihan tata cara penggunaan aplikasi e-wallet kepada para TKI yang baru tiba.
Mereka juga diberikan pulsa senilai 10 Ringgit Malaysia (RM) agar bisa berkomunikasi dan mengunduh aplikasi.
Selain pulsa, lanjut Zarif, pihaknya juga memberikan uang saku sebesar 50 RM, dan peralatan memasak, peralatan makan-minun, peralatan tidur dan kebutuhan lainnya senilai 150 RM. Sehingga total biaya yang diberikan untuk masing-masing TKI yang baru tiba sebesar 200 RM.
"Semua menjadi simpel karena uang TKI ada di dalam satu kartu. Bisa untuk belanja secara non-tunai, bisa transfer ke keluarga di Indonesia. Bahkan, belanja dan makan di FVG Mart yang akan kami bangun di Lombok juga bisa bayar pakai e-wallet dari Malaysia," katanya.
Ketua Jabatan Tenaga Kerja dan Hal Ehwal Peneroka, FGV Holdings Berhad, Zarif Zainul, berkunjung ke Lombok bersama Ketua Jabatan Kelestarian FGV Holdings Berhad, Nurul Hasanah Ahamed, dan Jabatan Tenaga Kerja FGV Holding, H Hiruddin bin Hasyim.
Selain melakukan proses seleksi calon PMI yang direkrut PT Cahaya Lombok, mereka juga akan mengunjungi sekaligus menyerahkan bantuan kebutuhan pokok, dan hadiah umrah kepada keluarga para TKI di Kabupaten Lombok Timur.
"Semua TKI yang baru masuk per 1 Januari 2020, kami uruskan e-wallet. Jadi gajinya dikirim melalui e-wallet, tidak ada tunai lagi," kata Ketua Jabatan Tenaga Kerja dan Hal Ehwal Peneroka, FGV Holdings Berhad, Zarif Zainul, di sela seleksi calon pekerja migran Indonesia (PMI), di kantor PT Cahaya Lombok, di Mataram, Kamis.
E-wallet atau dompet elektronik merupakan sebuah aplikasi atau fitur yang dikembangkan untuk memudahkan pengguna dalam melakukan pembayaran.
Menurut Zarif, menggunakan e-wallet untuk membayarkan gaji para TKI lebih simpel karena bisa melalui telepon genggam (HP) ke rekening bank atau nomor HP pekerja yang sudah menggunakan aplikasi dompet elektronik tersebut.
Pihaknya juga menerapkan kebijakan pembayaran gaji secara non-tunai karena menggunakan tunai di ladang sawit relatif berbahaya.
"Kalau membawa uang tunai untuk bayar gaji ke ladang beresiko. Pekerja juga kalau simpan uang tunai di asrama dikhawatirkan hilang," katanya.
Ia menambahkan penggunaan dompet elektronik untuk bertransaksi non-tunai juga memudahkan para TKI untuk mengirim uang kepada keluarganya di kampung halaman. Cukup mentransfer ke nomor HP yang juga menggunakan aplikasi dompet elektronik atau ke nomor rekening bank.
Tata cara transaksi non-tunai tersebut relatif simpel jika dibandingkan membuatkan rekening tabungan bank yang lokasinya relatif jauh dari kawasan ladang sawit.
"Kalau membuat 'account' bank susah dijangkau. Kalau e-wallet ada di mana-mana, yang penting ada sinyal HP," ucap Zarif.
Untuk memudahkan penggunaan dompet elektronik, kata dia, pihaknya memberikan pelatihan tata cara penggunaan aplikasi e-wallet kepada para TKI yang baru tiba.
Mereka juga diberikan pulsa senilai 10 Ringgit Malaysia (RM) agar bisa berkomunikasi dan mengunduh aplikasi.
Selain pulsa, lanjut Zarif, pihaknya juga memberikan uang saku sebesar 50 RM, dan peralatan memasak, peralatan makan-minun, peralatan tidur dan kebutuhan lainnya senilai 150 RM. Sehingga total biaya yang diberikan untuk masing-masing TKI yang baru tiba sebesar 200 RM.
"Semua menjadi simpel karena uang TKI ada di dalam satu kartu. Bisa untuk belanja secara non-tunai, bisa transfer ke keluarga di Indonesia. Bahkan, belanja dan makan di FVG Mart yang akan kami bangun di Lombok juga bisa bayar pakai e-wallet dari Malaysia," katanya.
Ketua Jabatan Tenaga Kerja dan Hal Ehwal Peneroka, FGV Holdings Berhad, Zarif Zainul, berkunjung ke Lombok bersama Ketua Jabatan Kelestarian FGV Holdings Berhad, Nurul Hasanah Ahamed, dan Jabatan Tenaga Kerja FGV Holding, H Hiruddin bin Hasyim.
Selain melakukan proses seleksi calon PMI yang direkrut PT Cahaya Lombok, mereka juga akan mengunjungi sekaligus menyerahkan bantuan kebutuhan pokok, dan hadiah umrah kepada keluarga para TKI di Kabupaten Lombok Timur.