Dua "merak" Indonesia jadi perhatian di Festival Pasifika

id Dua merak Indonesia jadi perhatian di Festival Pasifika

Dua "merak" Indonesia jadi perhatian di Festival Pasifika

Gubernur Banten Rano Karno optimistis Pantai Sawarna akan menjadi salah satu objek wisata pantai unggulan di Provinsi Banten, karena potensi pantai cukup baik serta didukung masyarakatnya yang sudah sadar wisata. http://www.antarakl.com/index.php/wis

Jakarta (AntaraKL) - Dua kostum "burung merak" yang dikenakan penari dari Sanggar Amore Dance, Malang, Jawa Timur, Indonesia menjadi perhatian di Festival Pasifika yang digelar di Western Spring, Auckland, Selandia Baru, Minggu.

Kepala Bidang Festival Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Adella Raung yang menjadi Ketua Tim Indonesia dalam pesan singkatnya dari Auckland, mengatakan Indonesia menampilkan berbagai seni budaya termasuk peragaan kostum merak, angklung, dan kuliner sebagai bentuk promosi pariwisata Indonesia dalam festival itu.

"Kostum burung kreasi dari Sanggar Amore Dance Malang yang diperagakan dua penari Okinawa dan Yulia juga menjadi salah satu andalan kami untuk promosi budaya agar Indonesia semakin dikenal di Selandia Baru khususnya," kata Adella.

Kostum tersebut kata Adella berhasil menyedot perhatian pengunjung bahkan mendapat pujian dari sebagian besar penonton.

Kostum itu cukup menyolok karena mempunyai diameter bentangan sayap hingga dua meter dengan tinggi satu meter. Aksesoris manik-manik kaca dan bunga pada kostum menjadikan pengunjung berdecak kagum.

Hampir setiap 10 menit sekali pengunjung yang datang di stan Indonesia selalu meminta berfoto bersama dengan Okinawa yang mengenakan kostum burung merak warna hijau, maupun Yulia yang mengenakan kostum warna merah putih dan oranye.

Tidak kurang 250 sampai 300 kali pengambilan gambar dilakukan pada hari pertama, Sabtu dan jumlah yang hampir pada Minggu yang merupakan hari terakhir festival.

Saat berkeliling arena festival dengan iringan Jegeg Bali dan dua pemusik angklung, jepretan kamera dari pengunjung festival tidak pernah berhenti. Sesekali rombongan terhenti karena diminta pengunjung untuk berfoto bersama.

Bahkan, saat melintasi arena negara Nieu, rombongan dipanggil untuk meramaikan acara budaya yang tengah digelar dan melayani permintaan foto bersama.

Kostum merak itu merupakan karya Yoseph Agus Kristian pada 2013 yang sudah banyak mengikuti tim kesenian Indonesia ke sejumlah negara seperti Tiongkok, Singapura, Malaysia, Korea, Jerman, dan Taiwan.

Indonesia pertama kali turut serta pada festival itu untuk mengenalkan budaya dan sejumlah destinasi menarik di Tanah Air.

"Kita menggarap potensi pasar Selandia Baru dan negara-negara pasifik lain karena festival ini juga dikunjungi wisatawan dari sejumlah negara-negara pasifik," kata Adella.

Menurut dia, sampai saat ini angka kunjungan wisatawan Selandia Baru sekitar 35.000 orang per tahun. Wisatawan Selandia Baru lebih menyukai destinasi alam seperti surving, diving, dan tracking.

Untuk itu, promosi dilakukan dengan menampilkan gambar panorama Indonesia di lima bus regional Auckland, dengan harapan lebih banyak warga Selandia Baru mengenal Indonesia.

Sementara itu, pada festival itu, stan Indonesia juga menampilkan makanan khas seperti dodol garut, keripik tempe, serta minuman wedang jahe, kopi dan teh. Wedang jahe banyak mendapat pujian karena rasa pedas manisnya.