CPOPC manfaatkan presidensi RI di G20 untuk kampanye sawit berkelanjutan
Ini momentum yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh CPOPC, dan yang kedua dengan adanya krisis di Ukraina atau dengan adanya konflik ...
Dalam sesi jumpa pers selepas pertemuan, Airlangga menjelaskan negara-negara anggota CPOPC sepakat memanfaatkan peluang yang tersedia akibat agresi Rusia di Ukraina untuk lebih gencar mempromosikan sawit sebagai alternatif untuk transisi energi dari yang berbahan bakar fosil (fossil fuel) ke bahan bakar nabati (biofuel).
“Ini momentum yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh CPOPC, dan yang kedua dengan adanya krisis di Ukraina atau dengan adanya konflik, maka suplai dari BBM (bahan bakar minyak) atau energi juga terdisrupsi (terganggu, red.) terutama dari Rusia. Tentu yang bisa mengurangi ketergantungan fossil fuel itu adalah biofuel,” kata Airlangga menjawab pertanyaan ANTARA saat jumpa pers.
Demi mewujudkan itu, Airlangga menyampaikan dua penghasil minyak sawit utama dunia, Indonesia dan Malaysia sepakat meningkatkan kerja sama, mendorong studi dan persiapan peningkatan produksi sawit demi mendorong penggunaan biofuel.
Indonesia menyuplai sekitar 48 juta sawit mentah (CPO) ke pasar dunia, sementara Malaysia sekitar 16 juta ton CPO. Airlangga menyebut dua negara menyuplai setidaknya 66 juta ton CPO, sementara permintaan dunia terhadap minyak sawit mentah kurang lebih sebanyak 45 juta ton.
Menko Bidang Perekonomian RI menambahkan permintaan terbesar datang dari India sebanyak 7,8 juta ton, diikuti oleh 27 negara anggota Uni Eropa (EU) 5,8 juta ton, dan China 4,5 juta ton.
Baca juga: Sri Mulyani sebut mayoritas hasil FMCBG ke-3 disepakati anggota G20
Baca juga: Ketika pesona Labuan Bajo menjadi suguhan terindah di Sherpa G20
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: CPOPC manfaatkan presidensi RI di G20 kampanye sawit berkelanjutan