CPOPC manfaatkan presidensi RI di G20 untuk kampanye sawit berkelanjutan

id CPOPC,CPOPC ke-10,CPOPC kelapa sawit,Indonesia dan Malaysia,presidensi G20,sawit berkelanjutan

CPOPC manfaatkan presidensi RI di G20 untuk kampanye sawit berkelanjutan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto (kiri) dan Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Zuraida Kamaruddin (kanan) memberi pernyataan kepada jurnalis selepas pertemuan tingkat menteri ke-10 CPOPC di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (19/7/2022). ANTARA/Genta Tenri Mawangi

Ini momentum yang harus dimanfaatkan secara maksimal oleh CPOPC, dan yang kedua dengan adanya krisis di Ukraina atau dengan adanya konflik ...
Badung (ANTARA) - Dewan Negara-Negara Produsen Kelapa Sawit (CPOPC) pada pertemuan tingkat menterinya yang ke-10 di Nusa Dua, Bali, Selasa, berencana memanfaatkan kepemimpinan/presidensi Republik Indonesia (RI) di G20 sebagai momentum mengampanyekan sawit yang berkelanjutan (sustainable palm oil).

Dua anggota utama CPOPC, yaitu Indonesia dan Malaysia, menyampaikan advokasi itu penting dilakukan demi meluruskan kampanye buruk (black campaign) soal sawit yang kerap disuarakan di antaranya negara-negara anggota Uni Eropa.

Oleh karena itu, pertemuan tingkat menteri ke-10 CPOPC turut membahas rencana menyelenggarakan pertemuan tingkat tinggi membahas minyak nabati berkelanjutan, “The G20 Sustainable Vegetable Oil Summit”.

Pertemuan itu, sebagaimana dikutip dari siaran tertulis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Denpasar, Selasa, dijadwalkan berlangsung pada November 2022.

“Pertemuan tersebut bertujuan menyinergikan kerja sama dalam mengatasi tantangan pada rantai pasok minyak nabati,” demikian salah satu isi pertemuan tingkat menteri CPOPC sebagaimana dinarasikan oleh siaran tertulis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI.

Delegasi Indonesia pada pertemuan tingkat menteri ke-10 CPOPC dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto.

Kemudian, Delegasi Malaysia, yang mengikuti pertemuan secara langsung, dipimpin oleh Menteri Industri Perkebunan dan Komoditas Malaysia Datuk Zuraida Kamaruddin.