Jakarta (ANTARA) - Cacar monyet yang ditemui kasus pertamanya di Indonesia pada Sabtu (20/8) ditandai salah satunya dengan ruam atau lesi di kulit akibat infeksi.
Pakar penyakit menular di University of California, Davis Medical Center, Sarah Waldman, MD mengatakan infeksi cacar monyet dapat dimulai lebih cepat daripada yang disadari orang terinfeksi.
Masa inkubasi virus lebih lama dari flu atau varian COVID-19 Omicron. Bila flu atau Omicron membutuhkan rata-rata dua atau tiga hari, virus penyebab cacar monyet lebih lama dari itu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan masa inkubasi cacar monyet antara 6-13 hari dan terkadang hingga 21 hari. Tetapi data menunjukkan masa inkubasi dapat lebih pendek.
Waldman merujuk sebuah penelitian pada bulan Juli mengatakan, masa inkubasi rata-rata tujuh hari.
"Selama periode ini, seseorang yang terkena cacar monyet tidak akan tahu mereka sakit," kata Waldman seperti dikutip dari Health, Minggu.
Mayoritas pasien atau sekitar 60 persen akan mengalami semacam gejala pilek atau flu pada awalnya. Pada beberapa kasus, pasien mengalami nyeri, merasa tidak enak badan, dan sedikit kehilangan nafsu makan, ungkap pakar penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center, William Schaffner, MD.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencantumkan gejala umum lain cacar monyet seperti pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, hidung tersumbat, dan batuk.
Menurut Schaffner, meskipun antara satu orang dan lainnya dapat mengalami cacar monyet secara berbeda, gejala seperti flu akan hilang dalam beberapa hari. Setelahnya, mereka mungkin mulai melihat ruam atau lesi bermunculan.
Namun, CDC menyatakan, beberapa orang mungkin mendapatkan ruam atau lesi terlebih dahulu, diikuti oleh gejala lain. Sementara orang lainnya mungkin hanya mengalami ruam.
Lesi cacar monyet
Selama dua sampai empat minggu setelah masa inkubasi awal, seseorang yang terinfeksi cacar monyet akan melihat lesi terbentuk pada tubuhnya. Menurut CDC, lesi pertama terbentuk di lidah atau di mulut. Namun, tidak semua infeksi cacar monyet termasuk tahap ini.
Tahap pertama lesi cacar monyet pada tubuh disebut tahap makula. Pada tahap ini, benjolan pada tubuh baru terbentuk, memerah atau berubah warna. Setelah itu benjolan menjadi sedikit terangkat dan ini disebut tahap papula.
Setelah lesi terangkat, akan terisi cairan bening dan menjadi seperti lepuh, yang dikenal sebagai tahap vesikular.
"Itu bukan jenis lepuh tipis yang didapatkan dari goresan di kulit atau cacar air," kata Schaffner.
Cairan bening di dalam lesi kemudian akan berubah menjadi buram atau kekuningan yang disebut umbilikasi dan ini masuk tahap pustula.
Infeksi mulai sembuh segera setelah pustula mulai berubah menjadi koreng. Proses ini dapat memakan waktu beberapa minggu, tetapi pada akhirnya kulit baru yang sehat akan tumbuh di bawah tempat lepuh berada dan keropeng akan terlepas. Pada titik ini, infeksi cacar monyet sudah berakhir.
Orang-orang paling berisiko menularkan virus ketika mereka memiliki lesi, lalu melakukan kontak kulit-ke-kulit dengan orang lain, atau jika seseorang menginfeksi suatu benda lalu menularkan virus ke orang lain.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kenali gejala cacar monyet yang tak hanya ruam
Berita Terkait
Menkes menyebut fatalitas Mpox di Indonesia rendah dan masih terkendali
26 August 2024 17:03 Wib
Malaysia tingkatkan pemantauan di pintu masuk internasional antisipasi infeksi mpox
19 August 2024 14:43 Wib
Kementerian Kesehatan Malaysia deteksi dua kasus baru cacar monyet
31 October 2023 19:53 Wib, 2023
Malaysia mendeteksi dua kasus infeksi cacar monyet
27 August 2023 13:09 Wib, 2023
Karantina Entikong perketat antisipasi cacar monyet di PLBN RI-Malaysia
12 October 2022 17:18 Wib, 2022
Kemenkes umumkan kasus terkonfirmasi cacar monyet pertama dari Jakarta
20 August 2022 20:50 Wib, 2022
WHO meyakini wabah cacar monyet dapat dihentikan
28 July 2022 22:15 Wib, 2022
Sembilan kasus suspek cacar monyet yang dilaporkan di Malaysia terkonfirmasi negatif
26 July 2022 7:35 Wib, 2022