Menyambut babak baru Vaksin Merah Putih
Subjek tersebut dibagi atas dua kelompok penerima vaksin, yakni rombongan placebo atau bukan vaksin yang diuji dan rombongan vaksin yang diuji. tujuannya, untuk melihat efek yang terjadi pada tubuh penerima manfaat.
Pemantauan keamanan dan stimulasi sistem imun dilakukan dengan ketat setiap tiga hari hingga sepekan sekali untuk memantau tingkat kekebalan tubuh subjek.
Penerima EUA
Pada Agustus 2022, Presiden RI Joko Widodo menyematkan merek dagang pada dua kandidat vaksin Merah Putih, yakni nama IndoVac untuk vaksin produksi PT Bio Farma bersama Baylor Collage of Medicine dan nama InaVac yang dikembangkan Unair bersama PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia.
Usai merampungkan uji klinis fase akhir, Indovac dan InaVac memperoleh Izin Edar Darurat (EUA) BPOM pada awal November 2022 untuk penggunaan dosis primer maupun penguat atau booster.
Dengan terbitnya keputusan itu, maka seluruh produksi vaksin tersebut sudah dapat digunakan oleh masyarakat.
Tahap awal produksi IndoVac sebanyak 20 juta dosis dan meningkat jadi 40 juta dosis pada 2023, sedangkan InaVac diproduksi sebanyak 5 juta dosis pada tahun ini.
Selain kedua vaksin tersebut, BPOM juga menerbitkan EUA bagi vaksin produksi swasta yang berdomisili di Jakarta Timur, PT Etana Biotechnologies Indonesia, dengan merek dagang AWcorna sebagai pengusung platform mRNA pertama di Indonesia melalui transfer teknologi dan penelitian bersama Abogen-Yuxi Walvax, China.
AWcorna dikembangkan oleh para peneliti muda Indonesia yang diberangkatkan perusahaan Etana menuju China untuk memperoleh transfer teknologi vaksin dan dikembangkan di Tanah Air.
Vaksin mRNA (messenger RNA) merupakan vaksin jenis terbaru yang kandungannya berbeda dengan jenis vaksin lainnya. Jika vaksin konvensional mengandung virus atau kuman penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan, tapi vaksin mRNA merupakan vaksin dengan teknologi terbaru hasil pengembangan bio teknologi.
Jumlah produsen vaksin berplatform berbasis komputerisasi itu juga masih terbatas di dunia, di antaranya Vaksin Pfizer dan Moderna asal Amerika Serikat.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah menyatakan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan penggunaan vaksin produksi dalam negeri, ditandai dengan dihentikannya pembelian vaksin impor untuk kebutuhan dalam negeri sejak akhir 2022.
Meskipun demikian, produksi vaksin dalam negeri hingga akhir tahun ini belum tampak beredar di fasilitas sentra vaksinasi di wilayah Jabodetabek. Varian vaksin yang digunakan masih impor, seperti Sinovac dan Pfizer.
Sehari menjelang pergantian menuju tahun 2023, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menyebut pihaknya masih menunggu hasil produksi vaksin dalam negeri tersebut untuk diprioritaskan penggunanya bagi kelompok usia di atas 18 tahun dengan pertimbangan mobilitas yang tinggi.
Kemenkes juga masih mempertimbangkan mekanisme vaksinasi COVID-19 berbayar pada 2023, mengingat pemerintah telah resmi menghapus anggaran penanggulangan COVID-19 di tahun depan seiring laju kasus yang kian mereda dan terkendali.
Meskipun kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah resmi dicabut pemerintah, tapi vaksinasi COVID-19 masih menjadi hal penting yang perlu dipenuhi masyarakat, lantaran lonjakan kasus masih berpotensi terjadi di kemudian hari akibat mutasi virus Corona.
Untuk itu, mari menyambut babak baru produksi vaksin nasional di tahun depan dengan menyegerakan diri mengakses layanan vaksinasi, sebab situasi kasus di Indonesia yang cenderung terkendali, belum dibarengi dengan keputusan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencabut status pandemi di dunia.
Baca juga: BPOM menerbitkan izin guna Vaksin Comirnaty untuk anak di bawah 12 tahun
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rekam jejak Vaksin Merah Putih