Pemanfaatan teknologi AI untuk mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045

id Teknologi AI,artificial intelijen,kecerdasan buatan,visi indonesia emas 2045

Pemanfaatan teknologi AI untuk mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045

Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir , (ANTARA/HO/Microsoft)


Kedua, sudah saatnya membangun dan meningkatkan nilai bisnis. Hampir seluruh, atau bahkan semua industri, sedang berada pada titik revolusi industri modern.

Perusahaan, baik dalam skala kecil maupun besar, dapat memanfaatkan AI untuk menghasilkan nilai tambah dengan membuka potensi aliran pendapatan baru dan atau menghemat pengeluaran.

Membangun aliran pendapatan baru itu sendiri dapat dilakukan melalui inovasi produk dan peningkatan customer engagement.

Sebagai contoh, Pepsico telah menggunakan AI untuk mengakselerasi time-to-market produknya dengan mempercepat proses pengembangan produknya dari bentuk model hingga produksi sebesar tiga kali lipat.

Contoh lain, Progressive dapat menghemat 10 milliar dolar AS per tahun dengan berinvestasi pada chatbots AI guna membangun kepercayaan digital dan meningkatkan customer experience.

EY, di sisi lain, mampu mengurangi biaya operasional dan meningkatkan efisiensi operasionalnya dengan menghemat 250 ribu jam kerja karyawan melalui proses otomatisasi.

Nilai tambahan ini betul-betul nyata. Tugasnya kembali kepada kita untuk memanfaatkannya demi kepentingan masyarakat dan negara.

Personal Inklusif

Hal ketiga yang harus diperhatikan yakni ini saatnya membuat proses pembelajaran lebih personal dan inklusif. Setiap pelajar memiliki keunikannya masing-masing. Termasuk juga gaya mereka dalam berinteraksi, bersosialisasi, dan atau menyerap pengetahuan.

Ditambah dengan fakta bahwa sebagian besar pelajar saat ini berasal dari generasi digital yang sudah terbiasa dengan kemudahan dan kecepatan dalam berbagai aspek kehidupan lainnya, para pelajar mengharapkan kecepatan dan kemudahan yang sama saat belajar.

Dengan memanfaatkan AI sebagai kopilot, beragam lembaga pendidikan dari berbagai belahan dunia sudah mulai mendefinisikan ulang learning experience bagi pelajar di negaranya masing-masing.

Misalnya, Nova Southeastern University telah mengubah caranya mendukung dan meng-engage pelajar generasi berikutnya dengan menerapkan beberapa chatbot AI.

Universitas Okinawa, di sisi lain, telah memperkenalkan layanan transkripsi bertenaga AI untuk membuat penyampaian dosen aksesibel bagi mahasiswa dengan gangguan pendengaran.

Kini, dengan semakin berkembangnya Generative AI yang memungkinkan pelajar dapat memanfaatkan AI sebagai kopilot mereka untuk mendapatkan informasi terkait pelajaran, muncul kesempatan bagi pelajar untuk memuaskan rasa ingin tahu mereka dengan cara dan waktu yang paling sesuai bagi mereka.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa di balik kebebasan ini, muncul tanggung jawab besar yang perlu diemban.