Pemanfaatan teknologi AI untuk mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045

id Teknologi AI,artificial intelijen,kecerdasan buatan,visi indonesia emas 2045

Pemanfaatan teknologi AI untuk mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045

Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir , (ANTARA/HO/Microsoft)

Jakarta (ANTARA) - Kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI) menemukan momentumnya untuk terus menggemparkan dunia.

Meski teknologi ini telah menunjukkan pertumbuhan menjanjikan dalam satu dekade terakhir, terobosannya akhir-akhir ini membuktikan potensinya untuk memberikan dampak yang luar biasa bagi seluruh lapisan masyarakat mulai dari individu, bisnis, hingga pemerintah.

McKinsey memprediksi bahwa AI memiliki potensi untuk meningkatkan aktivitas ekonomi global sebesar 13 trilliun dolar AS hingga 2030.

Adopsi otomatisasi, yang menjadi komponen penting pada AI, juga diprediksi dapat menciptakan kurang lebih 4 hingga 23 juta pekerjaan bersih baru pada tahun yang sama.

Tidak mengherankan banyak negara tertarik untuk memanfaatkan AI dalam perjalanannya menuju masa depan yang lebih baik. Sebab, AI tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas, tetapi juga berpeluang meningkatkan efisiensi dan mempercepat pertumbuhan.

Indonesia adalah salah satu negara yang juga mendambakan modernisasi melalui AI. Sebagai salah satu ekonomi digital terbesar dunia, Indonesia bertekad untuk menjadi lebih maju dan modern pada tahun 2045, ketika Indonesia menginjak satu abad.

Talenta muda yang inovatif dan melek digital menjadi sebuah prasyarat wajib untuk mewujudkan masa depan ini, didukung oleh pertumbuhan UMKM serta komunitas startup.

Di sinilah AI menghadirkan kesempatan emas. AI dapat memutakhirkan perangkat-perangkat yang selama ini telah menjadi pegangan para talenta digital seperti search engine, browser, sistem operasi, dan aplikasi penunjang produktivitas lainnya, dan meningkatkan cara mereka mengaplikasikan keterampilan serta pengetahuan dalam bekerja.

Dalam pelaksanaannya, talenta digital (dan kita semua) dapat memanfaatkan AI sebagai kopilot yang bisa diandalkan.

Betul, kopilot dengan kita sebagai pilot utamanya. Sebagai pilot, kontrol dan tanggung jawab penuh ada pada kita untuk mengecek kembali, memastikan kebenaran dan fakta, serta menyelaraskan masukan kopilot berdasarkan pengetahuan dan penilaian manusia.


AI sebagai kopilot

Tidak ada yang bisa menggantikan sentuhan unik manusia. Pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara manusia menjadikan AI sebagai kopilot yang dapat memberikan dampak besar dalam hidup sehari-hati?

Pertama, harus diciptakan solusi inovatif untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks. Memang, tidak ada batasan dalam potensi.

Perangkat berbasis AI lebih dari sekadar penghemat waktu atau perangkat lunak penunjang produktivitas; teknologi ini memiliki potensi untuk menambah dan memperkuat kemampuan manusia.

Bayangkan sebuah skenario di mana seorang peneliti di sebuah perusahaan farmasi membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyortir beragam data guna menemukan sebuah gagasan baru.

Dengan adanya AI sebagai kopilot, peneliti tersebut bisa melakukan pekerjaan yang sama dalam waktu yang jauh lebih singkat.

Perkembangan semacam ini dapat mendorong beragam inovasi baru dalam dunia kesehatan, dan bahkan mencetak tonggak baru dalam ilmu pengetahuan.

Kesuksesan ini kemudian dapat diimplementasikan pada industri lainnya seperti teknologi, hukum, konstruksi, dan masih banyak lagi.

Seiring dengan semakin mudahnya cara menggunakan perangkat AI, memanfaatkan perangkat ini pun pada akhirnya tidak lagi memerlukan latar belakang teknis yang ketat. Siapa saja dapat berinovasi dengannya, selama memiliki keterampilan digital dasar.