Kuala Lumpur (ANTARA) - Berkumpul dan bersilaturahmi bersama keluarga maupun sahabat dan orang terdekat menjadi tradisi masyarakat ASEAN di Malaysia saat merayakan Idul Fitri.
Warga negara Indonesia (WNI) asal Sumatera Barat Wiffy Zalina Putri di Kuala Lumpur, Minggu, mengatakan saat Idul Fitri tiba, keluarganya akan mendatangi setiap rumah kerabatnya yang ada di sana, di mulai dari rumah saudara ayahnya yang tertua di sana.
Biasanya, menurut Wiffy, mereka akan segera pergi ke rumah pamannya setelah selesai melaksanakan shalat Idul Fitri.
Tradisi berkunjung untuk berkumpul bersama keluarga besar itu akan berakhir hingga tengah malam, kata dia. Bahkan kadang hingga pukul 11.00 malam waktu setempat.
Pada Lebaran kedua baru keluarganya menerima saudara, kerabat, tetangga, sahabat di rumahnya, kata Wiffy. Semua hidangan yang mereka siapkan sehari sebelum hari raya terhidang saat itu.
Haidi, WNI asal Pamekasan yang sudah tujuh tahun bekerja di Lembah Klang sedikit berbeda. Karena belum memiliki keluarga, ia mengatakan saat Idul Fitri tiba, silaturahmi yang dilakukannya adalah berkumpul dengan teman-teman sekampung yang ada di perantauan.
“Nek Lebaran yo podo ngumpul sak koncoan dolan bareng bakar sate pokok e best lah (Kalau Lebaran ya kumpul dengan teman-teman main sama-sama bakar sate pokoknya terbaik lah),” kata Haidi.
Maklum, karena semua temannya di sana laki-laki, maka tentu tidak ada hidangan khas hari raya seperti saat ada di kampung halaman. Sate jadi hidangan mewah yang pas bagi mereka.
Rasanya memang berbeda ketika bisa berkumpul dan bersilaturahmi dengan orang tua di kampung halaman. Berkumpul dengan teman-teman seperantauan sudah jauh lebih baik dari pada sendiri saat Idul Fitri, kata Haidi.