Demikian juga dengan ketaatan pengendara saat di lampu pengatur lalu lintas. Warga tidak berani menerobos saat lampu merah, karena terawasi oleh kamera pengintai tersembunyi di mana-mana. Perangkat yang digunakan Polri semakin modern dan canggih.
Pemandangan humanis di jalan raya juga sering kita saksikan, misalnya seorang polisi lalu lintas membantu menyeberangkan jalan orang-orang tua atau anak-anak sekolah.
Di unit yang biasanya terlihat sangar, yakni satuan reserse kriminal, pola pemeriksaan terhadap tersangka juga sudah mengikuti perkembangan zaman. Lagi-lagi, boleh jadi perubahan ke arah humanis itu, karena mereka takut menjadi berita viral jika berbuat semena-mena terhadap tersangka.
Meskipun demikian, kita juga harus adil dalam menilai. Sangat mungkin perubahan sikap polisi di satuan reserse kriminal itu juga karena tumbuhnya kesadaran dari dalam diri untuk betul-betul menjadi aparat yang memiliki muruah tinggi.
Keadilan menilai ini, termasuk kemungkinan masih ada anggota Polri yang nakal. Melihat banyaknya perubahan yang terlihat, mereka yang nakal itu pasti akan terkikis oleh spirit penegakan hukum secara institusi dan kecenderungan membaiknya anggota Polri yang lain. Malu ah, menjadi polisi yang tidak bersih.
Dunia terus berubah, Polri juga tidak mau menutup mata dan telinga terkait perubahan itu. Polri mengambil posisi luwes, dengan mengisi celah-celah yang mungkin bisa diubah, namun tidak melanggar undang-undang.
Toh, semuanya berujung pada tujuan terciptanya keamanan dan tertibnya kehidupan di masyarakat. Tujuan tidak boleh berubah dan harus dipegang kuat, namun metode harus mengikuti perkembangan.
Selamat ulang tahun Korps Bhayangkara. Semakin presisi dan bermartabat dalam mengemban tugas mulia dari negara.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Polri yang humanis