Semangat menjaring suara komunitas masyarakat Kerinci di Hulu Langat

id komunitas Kerinci di Malaysia,Hulu Langat,Pemilu 2024,pemungutan suara di Malaysia Oleh Virna P Setyorini

Semangat menjaring suara komunitas masyarakat Kerinci di Hulu Langat

Pengawas KSK Kuala Lumpur Robert Lumban Tobing (kiri) membantu mengarahkan WNI agar tidak salah memasukkan surat suara di lokasi Kotak Suara Keliling (KSK) 032 di Hulu Langat, Selangor, Malaysia, Minggu (4/2/2024). (ANTARA/HO-Ikhwanul Muslim Effendie)



Zamawi yang tergabung dengan organisasi masyarakat Persatuan Pembela Rakyat Kerinci di Malaysia (PPRKM) mengatakan mendapat permintaan untuk menjadi fasilitator KSK Pemilu 2024 di Hulu Langat. Karena itu dirinya segera menjaring WNI yang ada di sana sebanyak-banyaknya untuk berpartisipasi memberikan hak suara.

Dia menggambarkan, "yang penting kotak ini keluar". Di wilayah itu, sejak negeri ini ada belum pernah ada tempat pemungutan suara (TPS).

Sekalipun orang itu, mungkin sehari-harinya, misalnya bekerja di Klang, tetapi beralamat di Hulu Langat, maka akan dia data.


Kontribusi untuk bangsa

Yusuf merupakan mahasiswa International Islamic University Malaysia (IIUM). Sudah dua tahun terakhir ini dirinya ada di Malaysia, mempelajari ilmu ekonomi murni di Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Ia mengaku kali pertamanya berpartisipasi dalam pelaksanaan pemilihan umum dengan menjadi petugas KPPSLN. Karena pada Pemilu 2019 dirinya justru sama sekali tidak berkontribusi apapun, baik meyalurkan hak suara, apalagi menjadi panitia. Yusuf mengaku, saat itu, masuk dalam "golongan putih" (golput).

Laki-laki muda asal Malang, Jawa Timur, itu mengaku tidak menyangka akan mendapat tugas menjaring suara ke lokasi yang ternyata merupakan komunitas dengan jumlah WNI yang besar, yang semuanya terlihat antusias menyalurkan hak suara.
 
Keikutsertaannya dalam pesta demokrasi kali ini benar-benar menambah pengalaman pribadinya. Bahkan, dia bertekad ingin membuktikan pada dirinya sendiri bagaimana menambah pengalaman menjadi KPPSLN KSK. Ia ingin melihat bagaimana pemilu ini bisa mengubah masa depan bangsa.

Sejumlah kendala muncul dalam pelaksanaan pemungutan suara di KSK 032, namun yang paling dominan terkait dengan berkas.

Kendala itu, misalnya tidak punya KTP elektronik atau paspor. Atau paspor hanya dalam bentuk "print". Banyak yang ingin berpartisipasi, tapi terkendala dengan berkas itu.

 
Antusiasme WNI yang hadir bahkan sebelum tempat pemungutan suara selesai disiapkan di lokasi Kotak Suara Keliling (KSK) 032 dan 112 di Hulu Langat, Selangor, Malaysia, Minggu (4/2/2024). (ANTARA/Virna P Setyorini)



Sebagai Ketua KPPSLN, Yusuf punya tanggung jawab besar untuk tim, seperti ketika salah melakukan sesuatu atau mengambil keputusan tentu akan berdampak besar dan harus dipertanggungjawabkan nantinya.

Sementara itu, Robert yang bertugas menjadi pengawas hari itu berpikir sama, mengapa tidak berkontribusi dalam upaya menyukseska pemilu kali ini. Tidak ada salahnya untuk mencari pengalaman sebagai Pengawas KSK di Kuala Lumpur.

Dan setelah berjam-jam mengawasi jalannya pemungutan suara di KSK 032, anak muda yang bekerja sebagai staf di kedutaan itu mengaku cukup mendapatkan pengalaman, sekaligus menambah pengetahuan tentang kondisi ataupun kehidupan warga Indonesia di Malaysia secara langsung.

Ia mencatat sejumlah kendala saat proses pemungutan suara di sana. Pertama, ada komunikasi yang terlewat antara tiga fasilitator lokasi pemungutan suara, karena ternyata ada tiga KSK berbeda ditempatkan di lokasi yang sama.

Kedua, WNI cukup banyak, namun tidak berdokumen. Untuk bisa berpartisipasi menyalurkan hak suara, setidaknya mereka memiliki "foto copy" paspor atau KTP elektronik, meski sebetulnya sudah diminta untuk membawa yang asli, dan beberapa sulit memenuhi persyaratan itu. Ternyata banyak kendala, seperti paspor ada pada majikan atau agen.

Ia berharap WNI di Malaysia, baik yang berdomisili di kota, perkampungan, perkebunan, benar-benar maksimal berkontribusi mengambil kesempatan kali ini untuk menyalurkan hak suaranya.

Robert dan Yusuf dapat dibilang menjadi salah dua dari begitu banyak perwakilan muda dari WNI di Malaysia yang turut berperan dalam hajatan besar demokrasi Indonesia 2024.

Mahasiswa Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Malaysia bersama dengan para pekerja migran Indonesia dan diaspora Indonesia berperan besar dalam pelaksanaan pemilu dengan menjadi KPPSLN, Pengawas KSK dan TPSLN, hingga fasilitator pelaksanaan Pemilu 2024 di negeri jiran.

Sangat ironi jika semangat pesta demokrasi rakyat Indonesia di Malaysia yang begitu besar harus tercemar oleh aksi segelintir oknum tidak bertanggung jawab yang mencoba mengangkangi hukum untuk memperoleh suara.

 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Semangat menjaring suara komunitas Kerinci di Hulu Langat