Guru besar IPB meninggal di Malaysia

id Rina Oktaviani,IPB Bogor,Beacon Hospital,Cancer

Guru besar IPB meninggal di Malaysia

Prof Dr Rina Oktavinai MSi (Foto ANTARA / IPB) (1)

"Kami alumni IPB angkatan 22. Kalau almarhum angkatan 20," katanya.

Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Rina Oktaviani MSi, meninggal dunia di Beacon Hospital, Petaling Jaya, Kuala Lumpur, Minggu (21/1), setelah menjalani perawatan kanker.

"Ya beliau meninggal kemarin pagi pukul 09.27 waktu setempat," ujar Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kuala Lumpur yang juga alumni IPB, Prof Dr Ari Purbayanto ketika dihubungi di Kuala Lumpur, Senin.

Saat mengikuti pengajian di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Sabtu (21/1), Ari menceritakan ketika Prof Dr Rina Oktaviani MSi masuk rumah sakit beliau berpesan agar tidak ditengok namun karena kondisinya sudah kritis dirinya Sabtu menghubungi sejumlah alumni IPB di Kuala Lumpur.   

Ari Purbayanto mengatakan dirinya mengenal almarhum sejak menjadi mahasiswa IPB tingkat 1 1984.

"Beliau asisten mata kuliah Sosiologi Pedesaan. Kemudian menjadi lebih dekat dan akrab sejak di Dewan Guru Besar IPB, saat saya menjadi Sekretaris Dewan dan Prof Rina Oktaviani sebagai Sekretaris Komisi Dewan Guru Besar 2012-2014," katanya.

Dia mengatakan beliau orang yang semangat (energic), serius dan mempunyai jadwal yang sibuk dari hari ke hari tidak hanya di kampus tetapi juga di luar kampus sebagai nara sumber di bidang ekonomi khususnya "trading modelling".

Meskipun sangat sibuk, ujar Ari, beliau bersahabat sangat baik, sehingga banyak temannya, di level nasional dan dunia nama beliau sebagai seorang ekonom cukup dikenal.

"Selamat jalan Prof Rina, semoga beristirahat dengan tenang disisi Allah SWT. Jasa dan kontribusi pemikiran yang telah diberikan insya Allah bermanfaat bagi nusa dan bangsa," katanya.

Sementara itu rombongan asesor Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Komputer alumni IPB yang sedang melakukan uji sertifikasi komputer untuk TKI di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) juga sempat menengoknya.

"Kami bezuk pada Jumat malam (19/1) dan Sabtu malam (20/1). Pada hari saat beliau meninggal belum sempat membezuk," ujar asesor LSP Komputer, Nursamsi, yang juga pendiri Jasa Indonesia Kompeten (JIK) tersebut.

Nursamsi yang juga alumni IPB angkatan 22 menengok Prof Dr Rina Oktaviani MSi bersama teman-temannya alumni IPB lainnya yakni Iwan Kustiawan, Syamsul Huda, Riezda dan Neni.

"Kami alumni IPB angkatan 22. Kalau almarhum angkatan 20," katanya.

Nursamsi mengatakan dirinya mendapatkan informasi meninggalnya almarhum dari adik iparnya yang juga alumni IPB, Iis Syarifah, yang juga angkatan 22.

"Menurut penuturan Iis Syarifah almarhum menjalani perawatan di Beacon Hospital selama 11 hari. Beliau masuk rumah sakit mulai Selasa, 9 Januari 2018," katanya.

Rina Oktaviani merupakan lulusan sarjana dan pasca sarjana IPB pada 1987 dan 1990 di bidanhg agribisnis. Beliau menamatkan studi S3 di Universitas Sydney pada 2001 dengan fokus studi pada "International Trade and Economic Policy Analysis".

Pada berbagai kesempatan Rina menyampaikan selama 50 tahun berdiri IPB belum pernah memiliki rektor dan pembantu rektor perempuan.