Kuala Lumpur (ANTARA) - Bank Nasional Indonesia (BNI) Malaysia menghadirkan pengusaha sukses dari Indonesia, Nurchaeti, dalam kegiatan "capacity building" untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hotel Seri Pacific Kuala Lumpur, Minggu.
Nurchaeti adalah pendiri CV N & N International sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa laundry kiloan, online shop dan produsen makanan dan minuman dengan merek dagang NN Laundry, Waroeng NN, Chips & Crackers dan TKI Shop.
Dia juga merupakan PMI purna dari Malaysia dan Singapura periode 2010 hingga 2013.
Pelatihan yang dihadiri puluhan pekerja tersebut dihadiri oleh Asisten Vice President Divisi Internasional BNI, Ahmad Mustofa dan Country Manager BNI Malaysia Baharizki Aji Wibowo.
Dalam sambutannya Ahmad Mustofa mengatakan program "capacity building" akan dilakukan secara kontinyu atau terus menerus.
"BNI tidak hanya berbisnis namun juga memberikan keuntungannya untuk masyarakat. Kami memberikan bekal kepada PMI karena mereka tidak selamanya tinggal di Malaysia," katanya.
Baharizki mengatakan pihaknya selama ini sudah memberikan bekal ketrampilan berupa pelatihan barista, refleksiologi dan make up artist kepada para pekerja yang ke depan akan terus ditingkatkan pelatihannya.
"Produk Ibu Nurchaeti ini sudah ekspor ke beberapa negara. Beliau juga memiliki 150 jasa laundry kiloan," katanya.
General Manager BNI Malaysia Baharizki Aji Wibowo mengatakan pihaknya memiliki lima perwakilan di seluruh Malaysia dan bekerjasama dengan 12 jasa pengiriman uang atau remittance.
Dia menghimbau para PMI tidak melakukan pengiriman uang kepada agen tidak resmi.
"Banyak kejadian dalam pengiriman uang. Kalau dengan agen resmi manakala ada pengiriman uang bermasalah bisa dilacak," katanya.
Pada kesempatan tersebut Nurchaeti memaparkan sejumlah materi seperti perencanaan keuangan bisnis, tips praktis dalam perencanaan usaha atau bisnis yang dilanjutkan dengan tanya jawab para peserta.
"Tips pembakar semangat dalam kita melakukan usaha adalah, tetapkan apa impian kita, curhat setiap persoalan kepada Allah SWT dan fokus terhadap usaha yang kita tekuni," kata ibu yang ekspor produknya sudah mencapai Rp2 miliar per bulan tersebut.
Sejumlah PMI baik laki-laki maupun perempuan terlihat antusias mengikuti tanya jawab.
Mereka diantaranya ada yang bertanya sudah merasa memiliki posisi dan gaji bagus di Malaysia namun pesimis bisa membuka usaha di Indonesia karena sejumlah temannya selalu gagal membuka usaha kemudian ada juga yang bertanya ada orang yang iri dengan usaha yang telah ditekuni.
"Jangan salahkan kondisi di Indonesia. Mungkin diri kita kurang memiliki pengetahuan. Bergaulah dengan lingkungan yang positif karena akan menambah semangat. Kalau kita selalu bergaul dengan orang gagal maka akan selalu berfikiran gagal, gagal dan gagal," katanya.