Jakarta (ANTARA) - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM) menetapkan Agus Tjahajana Wirakusumah sebagai Komisaris Utama serta Suryo Eko Hadianto sebagai Direktur Transformasi Bisnis yang baru.
Agus Tjahajana Wirakusumah ditetapkan oleh RUPS sebagai Komisaris Utama menggantikan Fajar Harry Sampurno, berdasarkan informasi tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Kamis.
Sedangkan Suryo Eko Hadianto ditetapkan oleh RUPS pada Kamis, 26 Desember 2019 untuk menduduki posisi baru di perusahaan sebagai Direktur Transformasi Bisnis.
“Penunjukan Saudara Suryo Eko diharapkan dapat mempercepat penyelesaian proyek-proyek hilirisasi dan juga kegiatan eksplorasi perusahaan,” ujar Orias Petrus Moedak, selaku Direktur Utama INALUM.
“Hilirisasi industri pertambangan dan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan baru adalah bagian dari mandat utama didirikannya Holding Industri Pertambangan,” katanya.
Suryo Eko merupakan sosok yang sudah berpengalaman di dunia pertambangan. Sebelum bergabung dengan INALUM, Suryo Eko menjabat sebagai Direktur Operasi dan Produksi PT Bukit Asam Tbk (PTBA).
Suryo Eko juga pernah menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis, Direktur Niaga, dan Direktur Sumber Daya Manusia di PTBA.
Sedangkan Agus tercatat pernah menjabat di berbagai Perusahaan BUMN sebagai Komisaris di PT Semen Baturaja (Persero), PT Pupuk Iskandar Muda (Persero), PT Krakatau Steel (Persero), Komisaris PT Pupuk Kujang (Persero), PT Semen Gresik (Persero) Tbk, PT Boma Bisma Indra (Persero), PT Rekayasa Industri (Persero).
Agus juga berpengalaman berkarier di Kementerian Perindustrian sejak 1983 hingga 2015 dengan menjabat sebagai Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Elektronika, dan Aneka; Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah; Sekretaris Jenderal; serta Direktur Jenderal Kerja Sama Industri Internasional.
Holding Industri Pertambangan resmi dibentuk pada 27 November 2017 dengan PT Indonesia Asahan Aluminimum (Persero) sebagai induk perusahaan tambang terbesar di Indonesia yaitu PT Aneka Tambang Tbk., PT Bukit Asam Tbk., PT Timah Tbk., dan PT Freeport Indonesia.
Pada 17 Agustus 2019, Holding Industri Pertambangan bertransformasi menjadi MIND ID (Mining Industry Indonesia) yang memiliki 65 persen saham PT Aneka Tambang Tbk., 65,02 persen saham PT Bukit Asam Tbk., 65 persen saham, PT Timah Tbk., dan 51,2 persen saham PT Freeport Indonesia.