Kuala Lumpur (ANTARA) - Sebuah dekorasi besar bertuliskan "Ahlan Ramadhan" warna biru dan kuning keemasan terpasang di pintu masuk Lulu Hypermarket Jalan Munshi Abdullah, Kuala Lumpur, Jumat, untuk menyambut pengunjung yang mulai berburu kebutuhan Ramadhan.
Jaringan toko swalayan besar milik Lulu Group International asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, itu memasang pengumuman diskon pada sejumlah barang kebutuhan Ramadhan, seperti aneka macam kurma, kue, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Sejumlah pria dan wanita, beberapa di antaranya nampak berwajah Timur Tengah, terlihat menyusuri lorong-lorong rak yang dibatasi oleh aneka barang yang sudah dikelompokkan.
Barang-barang yang dipajang banyak berasal dari Asia, termasuk merek mie instan ternama Indonesia, Indomie.
Untuk memasuki pusat perbelanjaan ini pengunjung terlebih dahulu diwajibkan memindai kode batang (barcode) di pintu masuk melalui aplikasi MySejahtera di telepon genggam. Setelah itu, layar telepon akan memunculkan identitas diri dan keterangan sedang check in di lokasi tersebut.
Pengunjung kemudian menghadapkan dahi ke alat pengukur suhu. Jika suhunya di bawah 37 derajat Celcius, mereka diperbolehkan masuk.
Para pengunjung yang tidak memiliki fasilitas aplikasi tersebut diwajibkan mencatatkan nama, nomor telepon, dan suhu badan secara manual.
Itulah mekanisme yang diwajibkan oleh Majelis Keselamatan Negara (MKN) untuk mendeteksi penularan COVID-19 dengan alat digital.
Tidak hanya pusat perbelanjaan, kedai, kondominium, pasar tradisional hingga sekolah juga diwajibkan menjalankan prosedur tersebut saat pandemik.
Suasana promosi Ramadhan juga nampak di Cold Storage yang berada di dalam Sunway Putra Mall (SPM) Jalan Putra Kuala Lumpur. Pusat perbelanjaan milik Sunway Group itu antara lain menawarkan potongan harga pembelian kurma serta mendatangkan kurma premium dalam kotak khusus.
Pusat perbelanjaan dekat Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) tersebut bahkan sudah memajang berbagai bingkisan Idul Fitri dalam ukuran besar, lengkap dengan hiasan gambar bedug dan ornamen-ornamen Idul Fitri lainnya.
Sementara itu, beberapa pasar tradisional, seperti Chow Kit, tidak menampakkan promosi menyambut Ramadhan, namun sejumlah keluarga terlihat sudah ramai melengkapi kebutuhan Ramadhan dengan mendatangi pasar di Kampung Baru, Kuala Lumpur tersebut.
Digital
Semenjak awal Maret 2019 --ketika pemerintah setempat melarang restoran menyediakan layanan di tempat dan hanya membolehkan layanan untuk dibawa pulang-- jalanan di Kuala Lumpur diwarnai sepeda motor warna hijau dan merah muda yang berseliweran.
Motor-motor itu menjalankan layanan pesan-antar makanan.
Kotak penyimpan makanan hijau milik GrabFood, merah muda milik Food Panda, serta layanan digital lainnya dengan kendaraan warna berbeda, menjadi andalan warga untuk memesan makanan. Selain menggunakan sepeda motor, layanan pesan-antar itu juga dilakukan dengan sepeda.
"Kami juga melayani pesan makanan lewat whatsapp selama Ramadhan ini," ujar relawan Warung Soto Lamongan (Wasola), Takhsis Anshori. Warung ini merupakan unit usaha milik Muhammadiyah Malaysia yang berada di Jalan Raja Alang Chow Kit.
Jalan Raja Alang sendiri selama Ramadhan digunakan untuk menyelenggarakan bazar dengan tarif RM500 per tenda bagi peserta (sekitar Rp1,7 juta) selama bulan puasa.
Maskapai ternama AirAsia, sementara itu, tidak mau melewatkan peluang digital dengan meluncurkan kampanye Road To Ramadhan pada aplikasi Ikhlas dan AirAsia Super.
Bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, IKHLAS --jaringan bisnis berorientasi Muslim-- meluncurkan program tersebut untuk melayani komunitas Muslim dalam memenuhi kewajiban dan kebutuhan gaya hidup mereka.
Aplikasi tersebut menampilkan dua layanan baru khusus untuk bulan suci, yaitu Fidyah - pembayaran wajib bagi umat Islam yang tidak dapat berpuasa selama Ramadhan dan Zakat Fitrah.
Layanan Fidyah menambah pilihan layanan zakat lainnya, yaitu zakat fitrah, zakat penghasilan, zakat emas dan perak, zakat Bisnis, zakat tabungan, zakat pertanian dan zakat peternakan.
"Ikhlas juga akan melanjutkan layanan amal shadaqah 'Beri Bersama Ikhlas' sebagai bagian dari kampanye 'Road to Ramadhan'," ujar Direktur Ikhlas, Ikhlas Kamarudin.
Sedangkan Lazada Malaysia, bekerja sama dengan Palang Merah, meluncurkan kampanye Paket Peduli Ramadhan, Kado Baju Raya untuk Anak-anak Kurang Mampu dan Sponsor Buka Puasa untuk Frontliner melalui aplikasinya.
Pengajian
Gegap gempita menyambut Ramadhan sudah terasa saat Majelis Keselamatan Negara (MKN) dan Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Sabri Yakoob mengumumkan mengizinkan pelaksanaan bazar, tarawih dan shalat Idul Fitri di masjid dengan syarat bahwa protokol kesehatan dijalankan.
"Saya sudah bertemu sekretaris masjid. Program bubur lambok (takjil khas Malaysia) dan bersih-bersih masjid sedang disusun. Jadi jadwal tarawih berlaku sepanjang 30 hari puasa dan ceramah-ceramah agama ada juga. Beberapa Minggu sebelum Ramadhan ada beberapa ustadz," kata Takmir Masjid Kampung Baru, Datuk Mansyur Usman.
Usman merupakan ketua Komunitas Masyarakat Keturunan Aceh di Malaysia yang kini sudah menjadi warga negara setempat.
Sementara itu, sejumlah ormas keagamaan Indonesia yang memiliki perwakilan di Kuala Lumpur menyambut Ramadhan dengan melaksanakan sejumlah kegiatan seperti, webinar kesehatan, peresmian pesantren dan pengajian.
Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Malaysia melakukan kajian via zoom dan YouTube dengan tema "Pentingnya Menjaga Nutrisi Saat Puasa" pada Minggu (4/4) bersama pengurus, dr. Sandra Afrizal.
Pada hari yang sama, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia menyambut Ramadhan dengan menggelar silaturahim di Pondok An-Nahdloh Selangor dengan menghadirkan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono.
Acara itu merupakan kerja sama PCINU Malaysia dan badan otonomnya —PCI Muslimat Malaysia, Fatayat, Ansor, Banser, Pagar Nusa, dan KMNU-- dengan Pertubuhan Nahdlatul Ulama Kuala Lumpur-Selangor serta perkumpulan pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia, Rombongan Love.
"Nahdlatul Ulama (NU) hadir dengan membawa nilai Islam moderat, Islam yang santun, dan Islam yang damai sehingga memberikan dampak yang positif bagi masyarakat sekitar," kata Hermono.
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Malaysia untuk pertama kalinya saat pandemik akan melakukan pengajian tatap muka di ranting Kepong dengan menghadirkan penceramah Dr HM Arifin Ismail Lc MA pada Minggu (11/4).