Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Pengurus Cabang Istimewa Nahdatul Ulama (PCI NU) Malaysia diminta untuk tidak hanya fokus pada masalah furu’iyah ibadah saja, namun juga menjadi pelopor aktualisasi nilai-nilai sosial religius NU yang edukatif sekaligus kompetitif di tingkat internasional.

Selain itu, PCI NU Malaysia juga harus mampu menjadi payung besar yang nyaman bagi seluruh warga Nahdliyyin di Malaysia, kata Ketua PBNU Prof. Dr. H. Muhammad Maksum Mahfudz dalam pembukaan Konfercab IV PCI NU Malaysia di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, Minggu (30/3).

"PBNU dan PCI NU Malaysia itu tetangga dekat, hanya dipisahkan oleh 'sungai' kecil. Kami dari PBNU siap dan senantiasa akan membantu apa saja yang dibutuhkan NU Malaysia demi aktualisasi pengabdian warga Nahdliyyin disini, di Malaysia," katanya.

Konfercab PCI NU Malaysia itu mengambil tema "Reaktualisasi Pengabdian menuju Warga NU Malaysia yang Edukatif dan Kompetitif".

Dalam sambutannya, Prof. Maksum menekankan agar warga Nahdliyyin tidak lupa sejarah kelahiran NU pada tahun 1926. Sejak berdirinya, NU tidak hanya berjuang demi kemerdekaan bangsa Indonesia, tapi juga memiliki jasa besar dalam melestarikan situs makan Nabi Muhammad SAW, yang hampir dibumiratakan oleh pemerintahan baru Saudi Arabia saat itu.

"Atas diplomasi NU yang dipimpin KH. Wahab Hasbullah, akhirnya makam Nabi Muhammad tidak jadi diratakan. Diplomasi NU ini merupakan catatan emas sejarah yang tidak ada tandingnya dalam peradaban Islam modern hingga sekarang," tegas Ketua PBNU asal Demak ini.

Dalam perkembangannya, lanjut Prof. Maksum, NU menghadapi banyak tantangan. Tidak lagi mengerucut pada masalah-masalah furu’iyyah seperti tahlil dan Qunut, beberapa wilayah kinerja NU di bidang pengajaran, sosial, hingga keagamaan pun terhalang oleh munculnya instansi-instansi yang sengaja dibentuk pemerintahan orde baru.

Namun, meski demikian, NU tetap berjuang dan berhasil menerjang tantangan besar tersebut, kata Prof. Maksum yang juga merupakan Guru Besar Sosial Ekonomi Industri Pertanian FTP UGM. (Rb/sh)


Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024