Surabaya (AntaraKL) - Peneliti Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya memanfaatkan ikan gabus guna diteliti sebagai obat alternatif untuk penyakit diabetes.
"Caranya, kita lakukan ekstraksi ikan gabus yang selanjutnya diuji pada hewan uji," kata Ketua Jurusan Biologi ITS, Dr Dewi Hidayati SSi MSi, di Surabaya, Kamis.
Ia mengatakan ekstrak ikan gabus dapat menurunkan kadar gula darah dan memperbaiki jaringan pankreas yang rusak, karena kerusakan jaringan pankreas dapat menyebabkan terjadinya hiperglikemik (kadar gula berlebih dalam darah).
"Ikan gabus ini salah satu jenis ikan asli Indonesia yang banyak mendiami daerah pesisir, namun tidak banyak masyarakat mengetahui khasiat ikan gabus, terutama dalam hal pengobatan, khususnya untuk penyakit diabetes," kata Dewi yang melakukan penelitian bersama rekannya, Sri Nurhalita.
Ia mengatakan Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit penyebab kematian tertinggi ke-6 di Indonesia. Kebanyakan penderitanya tidak sadar mengidap penyakit ini karena kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai gejala-gejala yang timbul.
"Sebelumnya kami telah memberikan senyawa aloksan ke dalam tubuh hewan uji. Senyawa ini bertujuan merusak jaringan pankreas pada hewan uji. Kerusakan inilah yang nantinya akan diuji dengan memasukkan ekstrak ikan gabus ke dalam tubuh hewan uji," katanya.
Menurut dia, selama ini penyakit diabetes kerap dihubungkan dengan penyakit impotensi yang banyak menyerang pria dewasa.
Berdasarkan hal tersebut pula, mereka melakukan pengujian terhadap penyakit tersebut pada hewan uji dengan menghasilkan penderita diabetes pria akan disertai dengan penyakit impotensi.
Setelah itu, ia mnambahkan baik jaringan testis maupun pankreas hewan uji diamati, nantinya terlihat ekstrak ikan gabus yang mampu meregenerasi jaringan pulau "Langerhans" pankreas yang sebelumnya rusak akibat pemberian senyawa aloksan. Sebesar 69,78 persen jaringan pankreas dapat kembali normal.
"Berdasarkan penelitian berjudul Blueprint for Change, penderita diabetes di Indonesia tercatat mencapai 7,6 juta orang. Sebanyak 41 persen di antaranya tidak mengetahui kondisi kesehatannya dan 39 persen mendapatkan pengobatan, sisanya hanya 0,7 persen penderita diabetes yang mendapatkan pengobatan dengan tepat," tuturnya.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga didapatkan hasil berupa penurunan Malondialdehyde (MDA) yang menunjukkan adanya stres oksidatif akibat adanya radikal bebas yang dikandung senyawa aloksan. Hal itu menunjukkan ekstrak ikan gabus dapat digunakan sebagai antioksidan efektif bagi penderita diabetes.
"Penelitian mengenai ikan gabus ini akan dikembangkan lagi dalam hal molekular. Pendekatan molekular ini dapat menjadi ilmu baru dalam bidang pengobatan di Indonesia," terangnya.
Ia berharap ekstrak ikan gabus yang telah diteliti bersama tim dapat menjadi obat diabetes yang efektif, murah, dan mudah didapat oleh masyarakat. Dengan penemuan ini masyarakat dapat memperoleh pengobatan untuk penyakit diabetes secara maksimal.
COPYRIGHT © ANTARA 2016