Dan trust itu tentunya bukan sesuatu yang dapat disulap, bukan sesuatu yang jatuh dari pohon, dari langit dengan instan. Ini adalah investasi jangka panjang, investasi yang lama sekali kita lakukan, jadi kita dinilai jadi trusted partner untuk semua dan dengan trust ini saya dapat bicara dengan mereka walaupun dalam pembicaraan bukan selalu ‘oke Retno, saya setuju’. Tidak, sering kita berdebat tapi kita tahu at least posisi kita ada di mana, sejauh mana perbedaan posisi kita bagaimana kita mengambil langkah maju dan sebagainya, dan di situlah hubungan pribadi sangat-sangat membantu di dalam kita menyelesaikan masalah-masalah dunia yang rumit.
Satu bulan lagi menjelang KTT, hingga saat ini sudah ada berapa kepala negara yang konfirmasi akan hadir? Apakah mereka akan datang secara langsung atau virtual?
Sejauh ini tidak ada kepala negara yang mengirimkan pesan negatif, konfirmasi negatif untuk tidak hadir, tidak ada. Nah, sebagaimana pertemuan-pertemuan besar lainnya, kalau mau tahu confirm yang sangat confirm, ya pada hari H-nya. Tetapi di titik ini, karena tidak ada yang negatif responsnya, saya cukup optimis bahwa mereka akan hadir dalam KTT G20 nanti.
Yang menjadi perhatian banyak masyarakat, karena memang ini sesuatu yang tidak terelakkan, terkait krisis Ukraina dan Rusia. Apakah Rusia sejauh ini sudah ada tanda-tanda positif untuk datang?
Yang dapat saya sampaikan adalah duta besarnya terus melakukan persiapan. Persiapan di lapangan, jadi itu yang dapat saya sampaikan. Jadi kalau persiapan dilakukan 'kan berarti tahu sendiri jawabannya, ya. Tapi sekali lagi yang ingin saya sampaikan begini, situasi 'kan sedang sangat luar biasa, bukan dalam situasi normal, jadi itu yang harus kita pahami, sementara persiapan jalan terus.
Banyak media-media asing menulis bahwa KTT G20 di Bali nanti semua negara memiliki posisi masing-masing terkait isu tersebut. Seberapa tough Indonesia dari Desember 2021 untuk tetap fokus terhadap tema yang dibawa? Karena isu keamanan juga pasti masuk pembicaraan.
Dapat saya pastikan, jadi kita akan bicarakan (keamanan). Memang G20 sebenarnya bukan untuk forum perdebatan politik, ini adalah forum keuangan, forum ekonomi, forum pembangunan, tetapi sekali lagi antara geopolitik dan ekonomi kan tidak mungkin dibangun tembok baja yang tidak akan tembus, pasti bleber.
Nah, sekarang tinggal bagaimana kita mengelola agar suasana geopolitik ini tidak merusak seluruh bangunan yang ingin kita bangun selama presidensi Indonesia dengan prioritas-prioritas yang tadi kita sudah bahas. Bahwasanya di sana akan ada debat mengenai geopoitik, again this is something inevitable, 'kan kita tidak mungkin begitu ada leader yang akan bicara geopolitik lalu kita bilang 'stop', tidak boleh ngomong geopolitik, tidak mungkin 'kan. Jadi oke, bicaralah, tetapi sekali lagi kita harus fokus tunjukkan tanggung jawab sebagai pemimpin negara-negara besar.
G20 ini 'kan kumpulan negara-negara besar. Kalau kita mau dikatakan kita ini negara besar, berarti tanggung jawab kita adalah besar juga. Bukan hanya untuk kita, tapi untuk dunia. Jadi yang kita inginkan, mari kita tunjukkan bahwa kita negara besar dan mari kita tunaikan tanggung jawab kita.
Beberapa bulan lalu Presiden Joko Widodo pergi ke Kiev, ke Moskow, menimbulkan harapan atau angan-angan positif. Apakah Indonesia melalui presidensi G20 bisa mendorong krisis ini peace-making?
Kalau G20 dijadikan alat peace-making, sih tidak ya. Sekali lagi, G20 adalah forum ekonomi. Tetapi saya kira pada saat Presiden ke Kiev dan ke Moskow, pesannya sangat jelas.
Dan mempersiapkan kunjungan seperti itu sangat tidak mudah. Kemudian, keputusan untuk melakukan kunjungan juga tidak mudah tetapi toh kita lakukan. Karena ada dua hal yang ingin kita sampaikan secara langsung. Pakai telepon sih bisa, tetapi bahwasanya kenapa Presiden memutuskan untuk langsung bertemu itu sudah menunjukkan tekad dan komitmen Indonesia.
Dua hal, satu kita sampaikan pesan perdamaian. Presiden diskusi dengan Presiden Putin dan Presiden Zelenskyy mengenai masalah perdamaian dan kita tahu Presiden mengatakan pada saat diskusi, kami paham di titik itu masih sulit untuk cari titik temu.
Tapi Presiden tidak berhenti untuk menyampaikan pesan dan spirit perdamaian, karena kita sampaikan kita yakin hanya dengan negosiasi semua dapat diselesaikan secara sustainable, secara win-win. Kata sustainable itu 'kan bisa selesai win-win, bisa selesai zero-sum, yang satunya menang, yang satunya hancur. Pertanyaannya, apakah kita mau zero-sum? 'Kan bukan itu yang kita inginkan.
Kedua, mengenai masalah kemanusiaan, masalah energi, masalah bantuan kemanusiaan. Bapak Presiden juga bawakan bantuan kemanusiaan. Kita memberikan bantuan untuk rumah-rumah sakit di sana, so that is all about kemanusiaan karena perdamaian itu sendiri juga merupakan salah satu yang sangat penting bagi kemanusiaan. Saya ingin ingatkan saja bahwa masalah kemanusiaan adalah core dari semua yang kita lakukan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menlu bicara soal KTT G20, kepercayaan dunia, dan dinamika geopolitik