Mimpi Mimin Mintarsih bagi anak-anak Indonesia di Malaysia
Oleh Elhami Shifa Ismail/Virna P Setyorini
Harapan saya, mungkin dari sekian banyak (murid) itu, ada satu mutiara yang akan membangun Indonesia. Bukan hal yang mustahil
Wanita kelahiran Cirebon, Jawa Barat, tersebut juga menambahkan bahwa ada orang tua yang tidak ingin menyekolahkan anaknya, bahkan sampai tidak mau tahu perihal pendidikan anaknya.
Tantangan yang ada tidak pernah membuat Mimin menyerah, karena dirinya yakin bahwa orang tua akan paham jika diberikan pengertian.
Dia yakin, orang tua sekeras apapun, kalau diberi pengertian akan paham mengenai pentingnya pendidikan bagi anaknya. Mimin bersyukur karena di belakang upayanya ini banyak orang-orang hebat.
Mimin yang juga Ketua Pengurus Cabang Istimewa Muslimat Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia itu dengan bangga menjelaskan bahwa tanpa adanya bantuan dari guru-guru, orang tua dan ibu-ibu Muslimat NU, dirinya tidak akan mampu melewati tantangan yang dihadapi.
Kerja sama antara sanggar bimbingan dengan KBRI KL dan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) juga menjadi salah satu hal yang membuat Mimin berhasil untuk meyakinkan para orang tua.
Adanya kerja sama tersebut juga memungkinkan anak-anak untuk memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) yang akan memudahkan mereka melanjutkan pendidikan di Indonesia setelah mereka kembali ke Tanah Air.
Selain itu, KBRI KL juga membantu proses pengurusan dokumen, seperti akta kelahiran dan surat perjalanan laksana paspor (SPLP) bagi anak-anak sanggar.
Mereka melakukan jemput bola, mendatangi langsung sanggar-sanggar bimbingan.
Hal-hal seperti itulah yang menyebabkan orang tua akhirnya semangat dan mau bertanggung jawab dengan mengutamakan pendidikan anak-anaknya.
“Dia (orang tua) rela sampai membawa bekal di situ, makan ramai-ramai menunggu anaknya, saking semangatnya untuk anaknya sekolah,” katanya.
SB Sungai Mulia 5
Saat Mimin mengajak ANTARA berkeliling bangunan sanggar yang berada di samping kiri rumahnya, terlihat anak-anak semangat mengikuti kegiatan pembelajaran.
Mereka menempati beberapa ruang yang dibagi sesuai dengan tingkatan pendidikannya.
Siti Nur, murid kelas 1 SB Sungai Mulia, mengaku suka dengan pelajaran matematika. Bersama dengan 26 teman sekelasnya, siang itu dirinya tampak serius mengikuti pelajaran matematika di lantai 1 bangunan tersebut.
Saat menaiki tangga menuju lantai 2 yang letaknya ada di samping bangunan, dapat terdengar suara seorang anak yang sedang membaca. Ketika didekati, ternyata terlihat seorang anak perempuan yang sedang belajar membaca di hadapan gurunya.
Baca juga: Belajar bareng murid sanggar bimbingan di ekosistem hutan Taman Eko Rimba Kuala Lumpur