Merawat keberlangsungan pers di tengah tantangan disrupsi teknologi digital

id Pers,Disrupsi digital ,Hari Pers Nasional Oleh Fathur Rochman

Merawat keberlangsungan pers di tengah tantangan disrupsi teknologi digital

Tangkap layar Presiden Jokowi dalam acara puncak Hari Pers nasional (HPN) tahun 2023 di Medan, Sumatera Utara pada Kamis (9/2/2023). (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Puncaknya, pers juga harus tetap berpegang teguh pada idealisme, bersikap objektif, dan tidak tergelincir dalam polarisasi menjelang berlangsungnya Pemilu Serentak 2024
Jakarta (ANTARA) - Pers telah memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat sejak pertama kali kemunculannya. Keberadaan pers menjadi pegangan bagi publik untuk memperoleh informasi atau berita yang akurat, faktual, dan berimbang.

Pers bisa memperoleh kepercayaan tersebut berkat kedisiplinannya dalam menjalankan kerja-kerja jurnalistik. Verifikasi, konfirmasi, hingga meliput dari dua sudut pandang berbeda menjadi prinsip yang dipegang teguh oleh para insan pers.

Dengan berpegangan pada prinsip-prinsip tersebut, pers bisa menelurkan karya jurnalistik yang berkualitas dan dipercaya khalayak.

Seiring berjalannya waktu, pers, jurnalisme, dan media massa kini harus menghadapi berbagai tantangan, terlebih di era disrupsi digital.

Disrupsi digital bisa dimaknai sebagai era munculnya inovasi dan perubahan secara fundamental yang disebabkan hadirnya teknologi digital.

Mengutip pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate yang disampaikan dalam Konvensi Nasional Media Massa di Medan, Sumatera Utara, Rabu (8/2), setidaknya terdapat tiga tantangan yang dihadapi pers di era disrupsi digital saat ini.

Tantangan pertama, dalam tahun-tahun mendatang industri tidak lagi hanya ditentukan oleh seberapa cepat teknologi digital dapat diadopsi, tetapi seberapa cepat konten digital dapat ditransmisikan untuk memenuhi ekspektasi audiens.

Tantangan kedua, mengenai penyebaran misinformasi, disinformasi, dan malainformasi yang kian marak di ruang digital. Keberadaan pers diharapkan bisa menangkal peredaran informasi palsu tersebut, sehingga dapat menghadirkan ruang digital yang bersih dan bermanfaat.

Pers juga diharapkan tidak lagi terjebak dalam jurnalisme clickbait. Pers harus memosisikan diri sebagai medium untuk memberikan kepastian kepada masyarakat di tengah pesatnya arus informasi.

Insan pers wajib untuk tetap menjaga kualitas dalam menyajikan pemberitaan, guna merawat kepercayaan publik yang telah terbangun selama ini.

Tantangan ketiga, kemajuan digital yang mendorong para audiens secara perlahan bergeser mengakses media digital dibanding media konvensional sebagai sumber pencarian informasi.