Tokoh Indonesia hadiri peresmian Rumah Hamka di Malaysia

id Rumah Hamka

Tokoh Indonesia hadiri peresmian Rumah Hamka di Malaysia

Peresmian Rumah Hamka (Foto ANTARA / Agus Setiawan) (1)

"Saya fokus untuk memilih karya Hamka kerana ia dekat dengan masyarakat kita. Saya fikir ia mewakili suara masyarakat Nusantara selain menjadi nostalgia dan rujukan kepada khalayak pembaca di negara ini," katanya.
Kuala Lumpur, (AntaraKL.Com) - Sejumlah tokoh, pimpinan Ormas dan parpol Indonesia di Malaysia turut menghadiri peresmian Rumah Tamu dan Pustaka Hamka di Sungai Besar yang diinisiasi anggota parlemen Sungai Besar, Budiman Bin Mohd Zohdi, Sabtu.

Sejumlah tokoh yang hadir diantaranya Ketua Nasdem Malaysia, Tengku Adnan, Ketua Partai Demokrat Malaysia, Lukmanul Hakim, Ketua Muhammadiyah Malaysia, Dr Sonny Zulhuda, pengurus KNPI Malaysia, Agus Dwi dan pengurus Sahabat Pena Nusantara Malaysia, Raihana Mahmud.

Kemudian Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Aisiyah Malaysia, Nita Nashitah, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lamongan Jawa Timur, Ali Mahfud sedangkan dari Malaysia diantaranya Wakil Pengarah Institut Wasatiyyah Malaysia, Fadil Omar Baki.

Peresmian diawali dengan kilas balik kiprah Prof Dr Haji Abdul Malik Karim Amrullah di nusantara yang disampaikan oleh Sonny Zulhuda yang juga dosen Universitas Islam Antar Bangsa.

"Diantara ilmuwan dan cendekiawan Hamka yang paling produktif. Karena itu ketika Budiman memprakarsai pendirian Rumah Hamka maka warga Sungai Besar yang beruntung. Melalui Muhammadiyah beliau memperkuat keilmuan keislamannya," katanya.

Budiman Mohd. Zohdi dalam sambutannya mengatakan pendirian Rumah Pustaka Hamka untuk menggalakkan rakyat khususnya golongan muda di Sungai Besar memanfaatkan ilmu pengetahuan.

Budiman mengatakan pembukaan pustaka yang mengambil nama penulis dan ulama terkenal, Hamka atau nama sebenarnya, Allahyarham Abdul Malik Abdul Karim Amrullah sebagai manifestasi terhadap penulisan buku-buku tokoh tersebut yang telah membawa pengaruh besar kepada masyarakat Nusantara.

Walaupun Hamka kelahiran Indonesia, ujar dia, namun karya-karyanya adalah milik masyarakat Nusantara termasuk di Malaysia.

"Saya fokus untuk memilih karya Hamka kerana ia dekat dengan masyarakat kita. Saya fikir ia mewakili suara masyarakat Nusantara selain menjadi nostalgia dan rujukan kepada khalayak pembaca di negara ini," katanya.

Di samping itu, ujar dia, dirinya mau mewujudkan budaya membaca dan perbincangan intelektual dalam kalangan masyarakat setempat.

Budiman menyampaikan" sebanyak 80 persen dari 134 judul buku karya Hamka sudah ditempatkan di Pustaka Hamka tersebut.

Budiman mengharapkan sumbangan orang banyak untuk menderma atau meminjamkan buku-buku tulisan Hamka ke pustaka itu agar dimanfaatkan oleh banyak orang.

Pustaka Hamka itu katanya dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 09.00 pagi hingga 17.00 petang. 

Pada kesempatan tersebut turut menandatangani plakat peresmian Pustaka Hamka Wakil Pengarah Institut Wasatiyyah Malaysia, Fadil Omar Baki didampingi Budiman di Kampung Tebuk Haji Yusof.

Pada malam harinya di lokasi yang sama diputar Film Dibawah Lindungan Kabah yang diadopsi dari novel Buya Hamka.