Menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak usia dini

id Pancasila, pendidikan sejak dini, Pancasila dalam keluarga Oleh Masuki M. Astro

Menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak usia dini

Sejumlah siswa antre untuk mengikuti vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6-11 tahun di SD Negeri 2 Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). Membiasakan antre membentuk empati dan pribadi anak yang bertanggung jawab. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz


Hanya dengan menelisik budaya antre, kita akan tersadarkan akan banyak hal mengenai sikap-sikap keseharian yang perlu dievaluasi karena tidak sesuai dengan nilai-nilai dalam Pancasila.

Karena itu, menjadi penting agar nilai-nilai dalam Pancasila ditanamkan sejak dini dan hal itu dilakukan dalam kehidupan keluarga yang menjadi taman pendidikan pertama bagi seorang anak.

Terkait pengamalan sila pertama yang diyakini sebagai penggalian dari nilai-nilai agama, bisa diterapkan oleh orang tua terhadap anak atau terhadap pasangan, yakni suami kepada istri atau istri kepada suami.

Penanaman nilai tentang ketuhanan ini tentu bukan sekadar tentang pembiasaan ritual, melainkan juga tentang bagaimana perilaku kita terhadap orang lain.

Dalam Islam, misi utama dari Rasulullah saw. yang mendapat mandat dari Allah untuk menyampaikan Islam menyatakan bahwa Nabi Muhammad tidak diutus ke Bumi ini, kecuali untuk memperbaiki akhlak.

Semua sepakat bahwa Pancasila adalah nilai-nilai intrinsik dari bangsa ini, yang terdiri atas berbagai elemen, baik suku, agama, budaya, termasuk ras. Nilai-nilai asli dari bangsa yang unsur dasarnya beragama itu kemudian disarikan dalam lima sila, yaitu Pancasila.

Banyak yang meyakini bahwa Pancasila itu adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan kepada bangsa Indonesia, yang hingga kini mampu hidup damai dan rukun, meskipun berlatar berbeda.

Karena digali dari falsafah luhur bangsa, maka seharusnya penanaman dan pengalaman nilai-nilai Pancasila itu tidaklah sulit. Kita bisa saja mencari alasan atas belum sepenuhnya Pancasila kita amalkan bersama sebagai bangsa, dengan banyaknya pengaruh dari perkembangan zaman yang tidak mungkin kita hindari.

Kita kembali ke keluarga yang seharusnya menjadi benteng utama dan pertama dalam penanaman Pancasila bagi setiap generasi bangsa. Dalam pola komunikasi suami ke istri atau sebaliknya, istri ke suami, sudahkah kita menempatkan pasangan dalam posisi kemuliaan yang sama?