Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyatakan gerakan Merdeka Belajar merupakan upaya pemerintah untuk mengembalikan marwah pendidikan Indonesia yang sesungguhnya.
Nadiem menuturkan marwah pendidikan di Indonesia merujuk kepada pemikiran-pemikiran yang telah diwariskan Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara yakni kemerdekaan dalam kegiatan belajar dan mengajar.
“Murid dan guru harus sama-sama merdeka dalam proses belajar mengajar. Karena untuk mewujudkan bangsa yang merdeka, Indonesia perlu jiwa-jiwa yang merdeka,” katanya dalam Perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2024 di Indonesia Arena Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan perjalanan menuju kemerdekaan dalam pendidikan membutuhkan perjuangan.
Ia menyadari bahwa pada tahun-tahun awal implementasi Merdeka Belajar banyak guru merasa bingung dengan perubahan yang terjadi.
Perubahan tersebut seperti Ujian Nasional yang berganti dengan Asesmen Nasional serta rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang kini cukup satu halaman dan tidak lagi harus berlembar-lembar.
Perubahan ini termasuk adanya Kurikulum Merdeka yang memberikan keleluasaan yang tidak pernah dimiliki guru sebelumnya untuk berkreativitas di dalam kelas.
Begitu juga adanya dorongan agar pendidikan vokasi, perguruan tinggi, dan industri dapat menjalin kerja sama dengan erat untuk menghasilkan beragam inovasi.
Para dosen, kepala jurusan, dekan, dan rektor, pun dipaksa untuk mencari cara agar bisa memberikan hak kepada mahasiswa belajar di luar kampus melalui Merdeka Belajar.
Meski demikian, perjuangan Merdeka Belajar mulai menampakkan hasil seperti perguruan tinggi yang semakin terpacu dan berlomba-lomba untuk terus meningkatkan mutu pembelajaran dan mengadakan Kampus Merdeka Mandiri.
“Berkat langkah-langkah perubahan yang penuh keberanian itulah kita sekarang bisa sampai di titik ini,” ujar Nadiem.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Nadiem: Merdeka Belajar upaya kembalikan marwah pendidikan RI