Menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak usia dini

id Pancasila, pendidikan sejak dini, Pancasila dalam keluarga Oleh Masuki M. Astro

Menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak usia dini

Sejumlah siswa antre untuk mengikuti vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6-11 tahun di SD Negeri 2 Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (14/1/2022). Membiasakan antre membentuk empati dan pribadi anak yang bertanggung jawab. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/nz

Bondowoso (ANTARA) - Sejumlah grup percakapan, dalam beberapa hari terakhir dibanjiri kiriman video yang diunduh dari media sosial, bertutur tentang tema pentingnya belajar antre bagi anak-anak.

Perempuan berhijab dalam video itu bercerita tentang pernyataan guru asal Australia yang menegaskan bahwa dia lebih khawatir muridnya tidak bisa antre daripada tidak bisa mengerjakan soal Matematika.

Si guru beralasan bahwa untuk belajar Matematika, anak setingkat sekolah dasar (SD) hanya membutuhkan waktu 3 bulan secara intensif untuk menguasai, sedangkan untuk belajar mengantre perlu waktu kurang lebih 12 tahun.

Mengenai pentingnya mengantre, saya pernah menyaksikan anak-anak setingkat taman kanak-kanak (TK) di Kota Seoul, Korea Selatan, waktu diajak berkunjung ke museum. Saat hendak mengambil air minum di galon yang tersedia, mereka tidak berebut mendapat air lebih dulu. Anak-anak kecil itu langsung berjejer satu persatu ke belakang, membentuk barisan alias antre.

Masyarakat di Korea Selatan sudah terbiasa antre dan perilaku itu ditularkan kepada anak-anak sehingga menjadi kebiasaan yang positif.

Jika ditelisik lebih dalam, budaya antre itu adalah bentuk pengamalan dari Pancasila. Artinya, jika kita tidak terbiasa antre dalam banyak urusan, sejatinya kita telah mengkhianati Pancasila sebagai dasar hidup berbangsa dan bernegara.

Budaya antre di dalamnya mengandung nilai-nilai dari beberapa sila dalam Pancasila, yakni sila pertama berkait dengan ketuhanan, sila kedua terkait kemanusiaan yang adil dan beradab, sila kelima terkait keadilan sosial.

Pada praktik antre, ada sikap spiritual karena kita menghormati sesama dengan mempersilakan yang lebih dulu datang untuk berada di depan, meskipun yang datang belakangan mungkin seorang pejabat atau tokoh di masyarakat.

Dengan membiasakan antre, rasa kemanusiaan yang mendepankan sikap adil dan beradab secara sosial telah kita amalkan sesuai dengan sila kedua dan kelima dari Pancasila.