Beirut (ANTARA) - Pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNFIL) menyuarakan keprihatinan mendalam atas kemungkinan peningkatan permusuhan setelah pembunuhan wakil kepala biro politik Hamas, Saleh al-Arouri, di Ibu Kota Beirut pada Selasa malam (2/1).
"Eskalasi ini dapat menyebabkan banyak kehancuran bagi orang-orang di kedua sisi Garis Biru," kata Wakil Juru Bicara UNFIL Kandice Ardiel kepada kantor berita resmi Lebanon NNA, Rabu.
Garis Biru adalah tembok beton yang didirikan oleh PBB pada 2000 dengan tujuan untuk mengonfirmasi penarikan pasukan Israel dari selatan Lebanon.
“Kami terus mendesak semua pihak untuk berhenti melakukan penembakan, dan kami juga mengimbau kepada semua pihak yang berpengaruh untuk mendorong tindakan menahan diri,” ujar dia.
Arouri tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di Beirut selatan, menurut media Hamas dan Lebanon. Israel belum secara resmi mengaku bertanggung jawab.
Di tengah kekhawatiran akan eskalasi, bentrokan perbatasan antara pasukan Israel dan kelompok Hizbullah terus berlanjut sejak perang Israel dengan Hamas di Gaza pada 7 Oktober 2023.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: PBB khawatirkan eskalasi konflik setelah pembunuhan tokoh Hamas
Berita Terkait
Palestina: Lebih dari 10.000 orang hilang di bawah puing-puing di Gaza
01 May 2024 6:42 Wib
Semua negara lanjut mendanai UNRWA, kecuali Inggris, Austria, Swiss
01 May 2024 6:41 Wib
PM Anwar: Negara Islam perlu konsisten dan tegas pastikan Israel diadili
30 April 2024 20:00 Wib
Kemenkes Palestina sebut warga Gaza meminum air yang tak aman
28 April 2024 14:52 Wib
Korban tewas akibat banjir di Kenya jadi 76 orang
28 April 2024 7:24 Wib
PM Malaysia penuhi undangan PM Arab Saudi hadiri WEF di Riyadh
28 April 2024 7:23 Wib