Toboali, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar Festival "Ngarak Telok Serujo" untuk melestarikan warisan budaya.
"Pelestarian budaya ini sangat penting, karena daerah ini memiliki adat budaya yang beragam sebagai bentuk kearifan lokal," kata Bupati Bangka Selatan Riza Herdavid usai membuka Festival Ngarak Telok Serujo di Kecamatan Air Gegas, Selasa.
Ia menjelaskan, Ngarak Telok Serujo ini merupakan warisan budaya tak benda yang sarat dengan nilai kearifan lokal dan bisa menjadi daya tarik wisatawan yang penasaran dengan adat serta budaya yang tidak dimiliki daerah lain.
Festival Ngarak Telok Seruja memiliki arti, telok adalah telor ayam dan serujo berarti kembang atau bunga. Telor yang menggambarkan harapan keluarga dan pengantin untuk memperoleh keturunan yang baik ini dimasukkan dalam wadah yang disebut dengan "sumpit berduri".
Sumpit berduri bermakna tempat yang aman dan terhindar dari gangguan, sehingga diharapkan keturunan dari pengantin menjadi anak yang baik, terhindar dari segala marabahaya dan mempunyai keimanan dan ketakwaan yang berlandaskan Al-Quran.
Sumpit berduri pada zaman dahulu terbuat dari bahan alami yang dapat dianyam, seperti daun kelapa, daun pandan, dan daun pisang.
"Ini warisan budaya temurun yang mesti kita lestarikan, apalagi telok serujo juga masuk dalam cagar budaya tak benda nasional," ujarnya.
Riza Herdavid menyebutkan dirinya pernah menerima penganugerahan gelar dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat yaitu "Kanjeng Raden Temanggung" atas kepeduliannya terhadap kebudayaan masyarakat setempat ataupun budaya jawa.
"Ini membuktikan bahwa di Negeri Junjung Besaoh ini terdapat keanekaragaman budaya yang harus dijaga, dilestarikan dan terus ditularkan kepada generasi muda," ujarnya.*