Indonesia segera memulangkan artefak bersejarah dari Belanda

id Kementerian kebudayaan,kemenkebud,menteri kebudayaan,fadli zon,artefak bersejarah,Repatriasi artefak

Indonesia segera memulangkan artefak bersejarah dari Belanda

Menteri Kebudayaan Fadli Zon saat ditemui di kantornya, Gedung E, Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Kamis. (ANTARA/ Putri Hanifa)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengungkapkan perkembangan terbaru terkait program repatriasi artefak bersejarah Indonesia dari Belanda yang akan segera dipulangkan.

Dalam waktu dua hingga tiga minggu ke depan, gelombang artefak berikutnya akan tiba di tanah air, termasuk koleksi penting dari Volkenkunde Museum di Belanda dan beberapa museum lainnya.

“Dari artefak-artefak kita, dari Belanda terutama Dari beberapa museum, termasuk Volkenkunde Museum. Kita harapkan nanti ada juga benda-benda bersejarah yang merupakan milik dari pahlawan-pahlawan nasional kita,” kata Fadli Zon kepada ANTARA saat ditemui di kantornya, Gedung E, Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan bahwa di antara artefak yang menjadi prioritas repatriasi adalah keris milik Pangeran Diponegoro, yang dikenal dengan dapur Nogo Siluman, serta keris milik Teuku Umar.

Menteri Fadli Zon juga mengungkapkan bahwa dirinya telah berbicara langsung dengan Dirjen Kebudayaan Belanda untuk mempercepat proses tersebut.

“Nanti kami akan memproses ini dengan bersurat kepada mereka untuk item-item yang spesifik sebagai bagian dari repatriasi kita,” ungkap Fadli.

Selain itu, ada juga sejumlah keris penting lainnya yang masih menjadi prioritas, termasuk keris dari Madura dan keris-keris dari puputan Bali yang hingga kini belum kembali ke Indonesia.

Dengan kembalinya artefak-artefak bersejarah ini, diharapkan Indonesia dapat terus memperkuat komitmen dalam menjaga dan merayakan kekayaan budaya bangsa.

Sebelumnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11), Menkebud menegaskan proses repatriasi benda-benda bersejarah sudah berjalan puluhan tahun, dengan sejumlah negara.

Diantaranya adalah Belanda yang telah menandatangani kesepakatan atau MoU untuk pengembalian, namun Inggris hingga kini masih belum menunjukkan kesediaan.

Adapun, ia juga menyebut salah satu peristiwa bersejarah yang menjadi bukti hilangnya banyak artefak adalah "Geger Spey" tahun 1812, di mana Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles dari Inggris menjarah Keraton Yogyakarta dan mengangkut ratusan artefak hingga manuskrip ke Inggris.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia segera pulangkan artefak bersejarah dari Belanda