Perusahaan sawit diminta dirikan sekolah anak TKI

id CLC, perusahaan sawit

Perusahaan sawit diminta dirikan sekolah anak TKI

Dialog Dubes Rusdi Kirana dan perwakilan perusahaan sawit (1)

Kuala Lumpur, (AntaraKL) - Duta Besar RI untuk Malaysia, Rusdi Kirana, meminta kepada perusahaan sawit untuk mendirikan Community Learning Center (CLC) yang digunakan untuk sekolah bagi anak-anak TKI.

Rusdi mengemukakan hal itu saat berdialog bersama perwakilan 28 perusahaan sawit di Sarawak, Rabu.

Dia mengatakan pendirian CLC penting untuk mencegah peningkatan angka kriminalitas yang akan membahayakan kedua negara di kemudian hari.

"Isu anak-anak TKI di ladang yang ilegal merupakan masalah besar kedua negara Indonesia dan Malaysia. Puluhan ribu anak-anak TKI ilegal yang tidak sekolah sangat mudah disusupi faham radikalisme, militan dan belum lagi mereka akan lebih bodoh dari orang tuanya bila tidak bersekolah," katanya.

Mereka, ujar Rusdi, juga sangat rentan melakukan tindakan kriminal sehingga menjadi masalah kita bersama yang perlu segera diatasi.

Duta besar menegaskan pentingnya keterlibatan perusahaan sawit untuk segera mengatasi persoalan ini.

Hingga saat ini pemerintah Indonesia telah berhasil membangun sebanyak 19 CLC di Sarawak, tiga diantaranya baru saja diresmikan oktober lalu.

Diharapkan hingga akhir Juni 2018 total sebanyak 50 CLC telah beroperasi untuk memenuhi keperluan pendidikan anak-anak Indonesia di Sarawak.

Atdikbud KBRI Kuala Lumpur Prof Ari Purbayanto mengatakan KBRI Kuala Lumpur dan KJRI Kuching berkomitmen penuh untuk membantu proses pendirian CLC di ladang-ladang yang mempekerjakan orang Indonesia.

Meskipun saat ini 19 CLC sudah berhasil didirikan, namun masih ada ribuan anak Indonesia lainnya yang belum mendapatkan akses pendidikan dasar.

“Sedikitnya 31 CLC lagi barulah dapat memenuhi keperluan pendidikan mereka," katanya.

Sebagai Atdikbud, Ari memberikan jaminan dukungan penuh bagi perusahan sawit yang ingin mendirikan CLC bagi anak-anak pekerjanya termasuk dukungan untuk mendapatkan izin dari Kementerian Pendidikan Malaysia.

Ari Purbayanto menjelaskan prosedur teknis yang harus dilewati untuk mendirikan CLC di wilayah Sarawak.

Menurut dia, terdapat beberapa hal mendasar yang harus disiapkan perusahaan untuk pembentukan CLC diantaranya adalah pendataan calon pelajar, mempersiapkan calon guru lokal, menyediakan tempat belajar dan tempat tinggal yang layak untuk tenaga guru.

“Jika bagian utama sudah disiapkan, tahap selanjutnya adalah pendaftaran CLC kepada Jabatan Pendidikan Negeri Sarawak (JPNS). Setelah itu dilanjutkan dengan Pembentangan (Presentasi) Pembentukan CLC.

Tahap berikutnya adalah Surat izin Pendirian CLC Sementara dari Bahagian Pendidikan Swasta, Kementerian Pendidikan Malaysia. Jika surat izin CLC Sementara sudah keluar tahap akhir adalah pengiriman guru dari Indonesia," katanya.
Ridwan Chaidir