Malaysia izinkan tiga orang dalam satu mobil

id Malaysia,Pengaturan Kendaraan,Road Block

Malaysia izinkan tiga orang dalam satu mobil

Polisi Diraja Malaysia (PDRM) melakukan razia pengendara lalu lintas pada hari pertama kebijakan Work From Home (WFH) di depan Sunway Putra Mall Jalan Putra Kuala Lumpur, Kamis (22/10/2020). Pemerintah Malaysia menerapkan WFH pada empat wilayah yakni Kuala Lumpur, Putrajaya, Sabah dan Selangor hingga (27/10/2020) dalam rangka memcegah penyebaran COVID-19. ANTARA Foto/Agus Setiawan

Kuala Lumpur (ANTARA) - Pemerintah Malaysia mengizinkan tiga orang menaiki satu mobil pribadi dari rumah yang sama setelah sebelumnya hanya mengizinkan dua orang saja dalam rangka membendung penularan COVID-19.

"Setelah berunding sidang khusus hari ini membuat ketetapan untuk memperbolehkan tiga orang dari rumah yang sama dalam satu kendaraan mulai Jumat (13/11) ini," ujar Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Seri Ismail Sabri Yakoob di Putrajaya, Jumat (13/11).

Ia mengatakan keputusan tersebut juga untuk memudahkan pihak kepolisian membuat penegakan aturan dan selaras dengan jumlah yang dibenarkan bagi kendaraan taksi dan e-hailing.

Sebelumnya, sempat muncul reaksi dari masyarakat terkait dengan keputusan hanya memperbolehkan dua orang dalam mobil pribadi.

Saat ini banyak polisi melakukan "road block" atau menghentikan kendaraan pada sejumlah ruas jalan yang ditentukan untuk mengurangi mobilitas warga.

Pada kesempatan yang sama, Ismail Sabri mengatakan hingga 12 November 2020 dunia telah mencatat  51.251.715 kasus positif COVID-19 secara global dengan 1.270.830 kasus kematian.

Malaysia telah mencatat 42.872 kasus positif COVID-19 atau 0,08 persen dibandingkan dengan jumlah kasus positif global, dengan 302 kasus kematian atau 0,02 persen dibandingkan dengan kematian global.

"Di Inggris yang jumlah penduduknya dua kali lipat dari Malaysia, sebanyak 1.290.195 kasus positif telah dicatat di negara ini dengan 50.928 kematian," katanya.

Dia mengatakan angka-angka tersebut menunjukkan bahwa jumlah kasus di negara ini dapat dikawal dan strategi kesehatan yang dilaksanakan pemerintah telah menampakkan keberhasilan.

"Namun kita tidak boleh lengah. Wabah ini masih berada dalam komunitas kita. Selagi tidak ada vaksin, kita perlu senantiasa waspada," katanya.