Kuala Lumpur (ANTARA) - Education Malaysia Global Services (EMGS) menyambut mahasiswa pascasarjana internasional baru dari Indonesia pada acara Welcoming and Briefing Session untuk penerima beasiswa dari Nusa Tenggara Barat (NTB) di Crystal Crown Hotel, Kuala Lumpur, Kamis.
"Inisiatif beasiswa NTB ini merupakan upaya mempererat hubungan bilateral dalam hal pendidikan antara Malaysia dan Indonesia," ujar Chief Executive Officer for Education Malaysia Global Services (EMGS), Mohd Radzlan bin Jalaludin.
Sebanyak 67 mahasiswa pascasarjana internasional dari Indonesia telah terpilih sebagai penerima beasiswa NTB.
"Ini adalah jumlah pelajar internasional terbesar yang disponsori oleh beasiswa NTB yang diterima sejak pandemi melanda," katanya.
Mahasiswa internasional ini telah berhasil menyelesaikan masa karantina selama tujuh hari melalui proses SOP yang ketat di stasiun karantina mereka di Crystal Crown Hotel, Kuala Lumpur.
Prosedur pemeriksaan karantina telah dilakukan oleh Angkatan Pertahanan Umum (APM), Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM), Polis Diraja Malaysia (PDRM) dan Kantor Kebajikan Malaysia (JKM).
"Para siswa ini sebelumnya telah berpartisipasi dalam sesi pengarahan Visa NTB virtual, yang diselenggarakan oleh EMGS pada Februari 2021," katanya.
Setelah sesi pembekalan berakhir, seluruh mahasiswa telah diberangkatkan ke universitas masing-masing bersama perwakilannya.
Menurut Mohd Radzlan bin Jalaludin, EMGS akan mendukung untuk memastikan proses belajar siswa internasional di Malaysia berjalan dengan lancar.
"EMGS menyambut semua siswa internasional ke Malaysia dengan tangan terbuka," katanya.
EMGS akan terus berkomitmen untuk memenuhi aspirasi Pemerintah dalam menjadikan Malaysia sebagai hub pendidikan global pilihan.
Sesi penyambutan dan pembekalan dihadiri oleh Profesor Ir. Dr. Zuhaina Haji Zakaria (Dekan di Universiti Teknologi MARA/UiTM), Dr. Wan Mokhdzani Bin Wan Nor Haimi (Wakil Direktur, Universiti Malaysia Perlis - UNIMAP), Dr. Ahmad Taufik Hidayah Bin Abdullah (Wakil Direktur, Pusat Internasional, Universitas Sultan Zainal Abidin (UniSZA)) dan Muhammad Airul Idham Bin Baharin (Skim Perkhidmatan Khas dan Universiti, Pusat Internasional dan Mobilitas, Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI)).
Sementara itu menurut Ketua PPI UiTM, Inna Djunaenah, 28 di antara mereka masuk UiTM. "Mereka juga sudah 'meet and greet' dengan OIA UiTM," kata mahasiswa pascasarjana Fakultas Hukum tersebut.