Mengenal BA.5 sebagai varian penyebab gelombang baru infeksi COVID-19

id covid-19,ba.5,omicron

Mengenal BA.5 sebagai varian penyebab gelombang baru infeksi COVID-19

Penduduk antre untuk tes COVID-19 di Shanghai, China, Selasa (12/7/2022). Pemerintah Kota Shanghai memutuskan untuk kembali melakukan pengujian massal kepada warganya setelah ditemukannya subvarian omicron COVID-19 BA.5. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song/rwa.

Kami punya cukup bukti bahwa orang-orang yang pernah terkena Omicron terinfeksi lagi dengan BA.5. Tak ada keraguan tentang hal itu

Van Kerkhove mengatakan WHO sedang mendalami laporan kasus-kasus infeksi berulang.

"Kami punya cukup bukti bahwa orang-orang yang pernah terkena Omicron terinfeksi lagi dengan BA.5. Tak ada keraguan tentang hal itu," kata Gregory Poland, pakar virologi dan peneliti vaksin di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota.

Jika BA.5 menjadi varian yang umum ditemukan sekarang, hal itu semata-mata karena banyak orang pernah terinfeksi Omicron, menurut para peneliti.

Baca juga: Menkes Malaysia minta masyarakat jangan anggap enteng kenaikan kasus COVID-19

Tidak Lebih Parah

Meski peningkatan kasus telah menyebabkan lebih banyak orang yang dirawat di sejumlah negara, angka kematian tidak bertambah secara drastis.

Hal itu sebagian besar disebabkan oleh vaksin, yang tetap melindungi penerimanya dari penyakit parah dan kematian akibat COVID-19.

Para produsen dan regulator juga berusaha mengembangkan vaksin yang langsung menyasar varian-varian baru Omicron.

Belum ada bukti bahwa BA.5 lebih berbahaya daripada varian Omicron lainnya, kata Van Kerkhove, meskipun lonjakan kasus dapat membebani layanan kesehatan dan membawa risiko "long COVID" kepada lebih banyak orang.

WHO dan para ahli lainnya juga mengatakan bahwa pandemi saat ini, yang berkepanjangan akibat ketidaksetaraan vaksin dan keinginan banyak negara untuk "hidup bersama COVID", hanya akan menciptakan lebih banyak varian baru yang sulit diprediksi.

Para ilmuwan kini sedang mencermati BA.2.75, yang pertama kali terdeteksi di India. Varian itu memiliki sejumlah besar mutasi dan menyebar dengan cepat.

WHO mengatakan pada Selasa bahwa pandemi COVID-19 masih menjadi darurat kesehatan global, dan negara-negara harus mempertimbangkan aturan kesehatan publik seperti memakai masker dan menjaga jarak ketika kasus melonjak, selain vaksinasi.

"Apa yang secara fundamental tidak dipahami masyarakat adalah bahwa ketika ada penularan yang tinggi di komunitas, (virus) ini akan bermutasi," kata Poland. "Tak ada yang tahu apa yang terjadi berikutnya. Kita sedang bermain api."

Sumber: Reuters

Baca juga: Subvarian Omicron mendominasi 81 persen varian COVID-19 nasional
Baca juga: Presiden Jokowi minta Menteri Kabinet Indonesia Maju gaungkan lagi protokol kesehatan



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengenal BA.5, varian penyebab infeksi COVID-19 berulang