Istanbul (ANTARA) - Parlemen Eropa mendesak Uni Eropa (EU) untuk mencari cara menggunakan aset beku milik rezim Assad guna membiayai rekonstruksi Suriah.
"Parlemen Eropa mengajak Uni Eropa untuk mengeksplorasi jalur hukum dalam pemanfaatan aset beku rezim Assad untuk dana perwalian yang mendukung rekonstruksi, rehabilitasi, dan kompensasi bagi para korban di Suriah," demikian bunyi resolusi yang disahkan pada Selasa mengenai "perlunya dukungan EU terhadap transisi yang adil dan rekonstruksi di Suriah."
Parlemen Eropa juga menyambut baik bantuan sebesar 235 juta euro (sekitar Rp4,2 triliun) dari Komisi Eropa untuk rakyat Suriah, seraya menyerukan agar dukungan kemanusiaan dan pembangunan terus berlanjut, termasuk bagi negara-negara tetangga yang menampung pengungsi.
"Parlemen Eropa sangat prihatin atas penghentian seluruh pendanaan USAID yang berkaitan dengan Suriah atau pengungsi Suriah, serta ketidakhadiran AS dalam konferensi Brussels mendatang," demikian pernyataan parlemen terkait program bantuan dan pembangunan AS yang dihentikan oleh Presiden Donald Trump.
Parlemen juga mendorong Uni Eropa untuk meningkatkan dukungan keuangan bagi organisasi masyarakat sipil Suriah, menekankan pentingnya "dialog sipil" antar kelompok etnis, budaya, dan agama guna mendorong "pluralisme, kehidupan berdampingan secara damai, serta membangun kepercayaan dalam masyarakat."
Selain itu, parlemen mendesak otoritas Suriah untuk mengakhiri kehadiran militer Rusia di negara tersebut.
"Parlemen Eropa menyerukan agar Suriah melepaskan diri dari aliansi lamanya yang terkenal dengan Teheran dan Moskow, yang telah membawa penderitaan bagi rakyat Suriah serta menyebabkan ketidakstabilan di Timur Tengah dan kawasan sekitarnya," tambah resolusi tersebut.
Sumber: Anadolu.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: EU pertimbangkan pakai aset beku rezim Assad untuk rekonstruksi Suriah